Inilah Beberapa Usulan dan Tanggapan Muncul Pada Dialog Publik Batetangnga

Photo bersama Kerukunan Keluarga Pelajar Mahasiswa Batetangnga (KKPMB) bersama 7 narasumber dan para tokoh adat desa Batetangnga Senin 26/06/2017 (Foto: Aby)

Pembicara ke enam, Masno Razak, melalui pendekatan ekonomi, hampir sama dengan Pak Haji Fandi, mendorong gerakan seribu pattae dengan menggerakkan 540 jiwa warga Batetangnga mengalihkan zakat fitra nya kepada masyarakat batetangnga yang kurang mampu secara ekonomi.

Ia juga menyampaikan beberapa tips dalam membangun ekonomi masyarakat dengan cara berani menjalankan usaha seperti beternak dan menentukan wilayah strategisnya namun, sambungnya, untuk merancang tips-tips tersebut butuh pendiskusian panjang.

Pembicara terakhir, Adnan Nota, komentarnya lebih kepada pembentukan karakter anak dan politik persatuan masyarakat dalam hal mengusung salah satu dari masyarakat kita duduk di kursi sebagai anggota legislatif.

Pada dialog publik yang berlangsung sela 6 jam ini, Adnan Nota, pada kesempatannya juga dengan blak-blakan mengusung dirinya sebagai salah calon tersebut nantinya jika masyarakat menghendaki dan Ia berkomitmen akan memberikan 70% dari gajinya kalau nantinya menjadi anggota dewan.

Dari semua narasumber dengan berbagai usulan dan pendapat mereka yang berbeda-beda, seluruhnya bersepakat untuk memperbaiki kampung Batetangnga kedepan.

Setalah dari 7 narasumber memberikan clossing statement (kata penutup), pada pukul 12:30 wita, kegiatan dialog publik di tutup dengan mendeklarasikan suatu kekonsistenan menjalankan apa yang telah di bicarakan.

Baik itu pemerintah desa, tokoh intelektual, tokoh adat, dan masyarakat Batetangnga secara umum agar bersatu membangun desa kedepan.

Dialog publik masyarakat Batetangnga ini diselenggarakan oleh kerukunan keluarga pelajar mahasiswa batetangnga (KKPMB) di lapangan sepakbola desa batetangnga, kecamatan binuang, polewali mandar pada hari Senin 26/06/2017 malam hari.