Reses di Tiga Desa,...

Polewali Mandar Ketua DPRD Polewali Mandar (Polman) Fahry Fadly menggelar reses tahap ketiga Masa...

MJF Gelar Polman Offroad...

Polewali Mandar Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Polewali Mandar (Polman) ke-66, komunitas Mandar...

Jembatan Tapua Tak Kunjung...

Jembatan penghubung di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, hanyut...

Ajbar Bantu Nelayan di...

Polewali Mandar Anggota DPR RI Komisi IV bidang Pertanian, Kelautan, dan Perikanan, Ajbar...
HomeTravelingBudayaTradisi Mangngonggo Masyarakat...

Tradisi Mangngonggo Masyarakat Pattae dan Musim Buah

Tradisi Mangngonggo masyarakat Pattae, biasanya dilakukan saat musim buah tiba. Pada tradisi tersbut, Masing-masing warga mengumpulkan hasil panen buah yang berkualitas.

Masyarakat suku Pattae’ yang hidup di bagian barat pulau Sulawesi, dikenal bukan hanya memiliki musim hujan, kemarau, dan musim kawin. Ada juga musim yang disebut musim buah-buahan.

Musim buah-buahan diwilayah tersebut biasanya, tiba saat terjadinya proses transisi, antara berahkirnya musim kemarau dan datangnya musim hujan. Kira-kira seperti itu.

Datangnya musim buah, tentu menjadi kesyukuran tersendiri bagi sebagian besar masyarakat Pattae. Salah satu bentuk kesyukuran datangnya musim buah, bagi masyarakat Pattae, yaitu dikenal dengan tradisi â€śMattammu Buah” atau ucapan rasa syukur, sekaligus menyambut datangnya musim buah-buahan.

Selain tradisi â€śMattammu buah”, ada juga tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Pattae setiap kali musim buah tibah, dan biasanya dilakukan pada pertengahan atau penghujung musim buah. Tradisi tersebut, oleh masyarakat Pattae disebut sebagai â€śOnggo” atau â€śMangngonggo”.

Apa itu Tradisi Mangngonggo ?

Tradisi Mangngonggo adalah sebuah istilah masyarakat Pattae pada zaman kekerajaan, yaitu â€śOnggo” yang artinya adalah suatu pemberian upeti kepada penguasa atau Raja.

Kemudian, istilah ini berganti makna menjadi suatu sedekah dari hasil panen buah, pasca sistem upeti dihentikan oleh pihak kerajaan Binuang.

Baca juga: (Terdapat Dua Versi Sejarah Terbentuknya Kampung Kanang).

Menurut para Tomakaka, pada masa kekerajaan Binuang, â€śMangngonggo” atau â€śOnggo” terdapat dua macam bentuk.

Pertama merupakan bentuk rasa syukur kepada sang Khaliq (Dewata) yang memberikan rezeki buah, â€śOnggo” ini disebut sebagai â€śOnggo Baca”. Bentuk tradisi ini sudah tidak dilaksanakan pasca masuknya pengaruh-pengaruh Islam.

Bentuk Kedua, disebut sebagai â€śOnggo Kasiwan”, yaitu pemberian kepada sang Raja sebagai bentuk sedekah atau bahasa orang pattae â€śMassidakkah” dari hasil panen buah.

Meskipun sudah sedikit berubah, kebiasaan turun-temurun ini masih berlaku hingga sekarang. Ketika musim buah tiba, Tradisi ini akan dilakukan ketika ada kegiatan besar desa, atau masyarakat kedatangan tamu kehormatan dari luar seperti Bupati, Gubernur, dan tamu kehormatan lainnya.

Bagi masyarakat yang memiliki reziki buah-buahan yang melimpah di kebun-kebun warga, maka sudah sepatutnya, atau berhak memberikan sedikit rezekinya (Mssidakkah) dalam kegiatan â€śMangngonggo”.

Tradisi â€śMangngonggo” ini tidak berlaku bagi semua masyarakat Pattae. Hal ini hanya di berlaku untuk masyarakat yang mendapat rezeki berupa buah-buahan disetiap musim buah tibah, itu pun tidak ada paksaan.

Karena kegiatan ini telah mendarah daging atau sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat suku Pattae. Kegiatan â€śMangngonggo” pun terus dilakukan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai adat suku Pattae.

Begitulah penjelasan singkat tentang adanya tradisi â€śOnggo” atau â€śMangngonggo” yang berkaitan dengan musim buah-buahan. Jadi, mari kita menikmati dan mensyukuri karunia tuhan yang telah diberikan diatas tanah Pattae yang Mala’biq.(*/)

Sekian, wassalam.!

Get notified whenever we post something new!

spot_img

Kirim Tulisan Anda

Bagi anda yang ingin tulisan nya dipublis di laman pattae.com, silahkan kirim ->

Continue reading

Reses di Tiga Desa, Ketua DPRD Tanggapi Keluhan BPJS, PKH, & Infrastruktur

Polewali Mandar Ketua DPRD Polewali Mandar (Polman) Fahry Fadly menggelar reses tahap ketiga Masa Persidangan Pertama Tahun 2025 di tiga titik wilayah Dapil Luyo, yakni Desa Mambu, Desa Luyo, dan Desa Pussui, pada 1–5 November 2025. Fahry menyampaikan terima kasih kepada...

Ajbar Bantu Nelayan di Polewali Mandar Alat Tangkap Ikan

Polewali Mandar Anggota DPR RI Komisi IV bidang Pertanian, Kelautan, dan Perikanan, Ajbar Abdul Kadir, kembali menyalurkan bantuan alat tangkap kepada dua kelompok nelayan di Dusun Garassi, Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar. Dua kelompok penerima bantuan tersebut masing-masing...

Dukungan Senator Jufri untuk Pelajar Polewali di LCC MPR RI

Senator asal Sulawesi Barat, Jufri Mahmud, memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada siswa-siswi SMAN 3 Polewali yang berhasil terpilih sebagai perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dalam Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar MPR RI 2025 yang digelar di Jakarta. Pertemuan antara...

Enjoy exclusive access to all of our content

Get an online subscription and you can unlock any article you come across.