Bendera merah putih telah berhasil dikibarkan, melambai dengan gagahnya di langit Bajoe, tibalah dikegiatan akhir, bakti sosial pembersihan pantai Bajoe, di Desa Rea, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman,tepat pukul 15.30 WITA, Selasa 17 Agustus 2021.
Energi semangat terus menyatu dalam gerakan kolaborasi, komunitas literasi yang terlibat diantaranya, Komunitas Bajoe Maju, Rumah Baca Inspirasi, Blantara, Lattang Literasi Kunyi, Wanua Sulolipu dan KKN Tematik UNM Makassar, beserta anak-anak Bajoe, turut pula Bapak Dusun Bajoe, memungut sampah-sampah plastik di bibir pantai. Terlihat begitu kompak, air laut surut sehingga nampak leluasa, memungut sampah-sampah yang berserakan.
Trash bag pun menjadi saksi bisu, jika sampah-sampah harus kita amankan, persoalan sampah sangat dekat dengan keseharian kita, ada berapa banyak produksi sampah rumahan kita?, Yah di Pantai Bajoe ini tidak bisa dipungkiri pula banyak sampah kiriman yang dibawa oleh arus ombak.
Sampah plastik sudah banyak yang tertimbun pasir, dan sebelum kawan-kawan memasukkan sampah ke dalam trash bag, terlebih dahulu pasirnya dibersihkan. Disela-sela gerimis basah, para perwakilan komunitas dan KKN begitu antusias, memungut, membersihkan dan memasukkannya ke trash bag.
Jangan ditanya Bapak Kepala Dusun Bajoe, semangatnya tak kalah hebat dari para pemuda. Guyonan, candaan turut mewarnai aksi Baksos. Sehingga, lelah mampu ditepis dengan keakraban. Padahal, dimomentum ini, banyak kawan-kawan yang baru bertatap muka. Namun, serasa mereka akrab dan kenal sudah lama.
Yah, merdeka itu menaklukkan rasa malu, untuk merajut tali silaturahmi. Sebab, baru saja kita melantangkan teks proklamasi, sebagai pemantik untuk meretas sekat, berbeda-beda tetapi tetap satu.
“Kegiatan HUT RI 76 ini memberikan suguhan kepada kami, betapa gerakan kolaborasi lintas komunitas bisa menguatkan. Dari aksi upacara di tengah laut, sampai bersih-bersih pantai, memberikan energi positif. Meski, di tengah pandemi covid-19, kita mampu saling menguatkan,” ungkap Iqbal, selaku pegiat literasi dari Lattang Literasi Kunyi.
Penyadaran akan kebersihan berawal dari cara masing-masing individu, mengolah sampahnya, dan tentu tidak membuang disembarang tempat, apatah lagi ke laut, ke sungai bahkan ke tempat-tempat publik lainnya.
Pola hidup ramah lingkungan, semoga dapat diterapkan, berawal dari ruang lingkup terkecil, yaitu keluarga, seketika aku bergumam. Ada berapa gelas yang bersisa, dari pagi sampai sore ini, aku minum di lokasi ini. Yah, minimal menyadarkan diri dulu, mengingat tumblerku yang sempat terlupa, saat tadi pagi bergegas berburu waktu.
Yah andaikan aku membawa tumbler, maka minimal berkurang lagi gelas plastik, yang kuhasilkan dari hasil minumku. Hingga tegukan air kemerdekaan bisa kunikmati secara merdeka, tanpa menindas kawanku, untuk memungut lagi bekas gelas plastik ku. Ah, sejenak aku terlalu dramatisir. Tapi memang iya, andaikan saja tumbler kubawa, hum sesederhana ini aku meramu esensi kemerdekaan, berawal dari cara menikmati minuman.
“Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini, dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat, akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya ekosistem pesisir. Kegiatan ini juga salah satu bagian dari program kerja kami yaitu BSS (Bajoe Sadar Sampah). Dengan mengkampanyekan untuk tidak membuang sampah lagi ke laut,” tegas Wahyudi Thahir. Selaku Kordes KKN UNM Tematik yang berposko di Dusun Bajoe.
Tak terasa trash bag- trash bag terisi, segeralah kawan-kawan bergeser, nampak suguhan kue sore hari jelang senja, disiapakan oleh Ibu Dusun Bajoe, kami sangat menikmati, yah lagi-lagi sampah gelas aqua kuhasilkan hanya berselang 10 menit duduk melepas lelah, aku habiskan sebanyak 3 gelas air aku minum. Yah, tak apa gelas-gelas plastik ini akan didaur ulang oleh Kawan Baju, sebagai tuan rumah, minimal tidak di buang lagi ke laut.[*]