Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar kembali melakukan Pers Conference mengklarifikasi kasus bayi meninggal yang diduga akibat imunisasi di Puskesmas Matakali, Rabu (1/7/2020).
RSUD Polewali Mandar Dr. Emy memberikan kesempatan kepada pihak Puskesmas Matakali untuk menjelaskan kronologi sebenarnya. Mengenai kegiatan imunasasi yang mereka lakukan terhadap bayi dari Rusmiati warga desa Patampanua, Kecamatan Matakali hingga dikabarkan meninggal dunia.
Pihak Puskesmas Matakali pun menjelaskan kornologi tersebut kepada media yang hadir dalam Konperensi pers yang dilaksanakan pihak Puskesmas dan RSUD Polewali (01/7). Berikut kronologinya, yang di kutip langsung dari Petugas Imunisasi Puskesmas Matakali, Yustia Amk saat menyampaikan klarifikasi di depan para wartawan.
“Pada hari kamis tanggal 25 Juni 2020 bayi datang ke puskesmas tepatnya pada jam 10 lewat 15 menit. Kemudian diarahkan di vaksinasi atau di amunisasi BCG pada jam 10:30”.
“Sebelum kami suntik, kami adakan edukasi dulu. Apakah bayi dalam keadaan sehat, atau tidak? Terus, Ibunya mngatakan bayinya dalam keadaan sehat. Terus kami memberikan vaksinasi. Terus setelah kami berikan vaksinasi kami edukasi lagi bahwa setelah disuntik jangan di gosok. Karena kalau digosok, darahnya bisa keluar yah.. Ssetelah itu kami persilahkan ibunya dan bayinya pulang dalam keadaan sehat”.
“Kami memberikan vaksinasi itu sebanyak 10 orang bayi dengan vaksin yang sama dengan nomor pabrik yang sama, kemudian dari tanggal 25 sampai tanggal 29. Itu kami tidak pernah mendapatkan konfirmasi atau informasi dari keluarga bapak maupun ibu, bahwa bayi ini ada kelainan setelah imunisasi.
“Nanti tanggal 29 hari senin pagi, kami mendapatkan informasi bahwa bayi meninggal di RS dari neneknya si bayi. Meninggal pada jam 8 pagi katanya dalam keadaan sesak”. Lanjut Yustia
“Pihak Puskesmas langsung mengklarifikasi langsung ke keluarga bayi dan mengatakan. Kenapa tidak di konfirmasi atau dibawah ke Puskesmas untuk segera di tangani”.
Pihak rumah sakit umum Polewali juga memberikan klarifikasi saat melakukan konperensi pers. DR Emy selaku direktur RSUD Polewali menjelaskan. Di rumah Sakit, dokter memasangkan oksigen pada hidung bayi dan mencoba menemukan titik nadi untuk di infus. Petugas yang menangani bayi tersebut melihat bayi itu sudah dalam keadaan lemas, pucat dan agak sesak.
Selain itu, ditemukan juga bintik-bintik merah. Dokter Emy kepada awak media mengatakan, dari kasus seperti ini, bisa diakibatkan karena infeksi berat pada anak tersebut, yang mengakibatkan lebam seluruh tubuh.
“Hasil audit kami kita temukan bahwa pasien masuk itu sekitar pukul 6 pagi dalam keadaan sudah lemas yah, pucat yah, agak sesak. Nah dari situ dokter sudah mengambil tindakan karena dari hasil pemeriksaan psikis menunjukkan bahwa kemungkinan diagnosa infeksi paru-paru”. Ungkapnya
Dalam konferensi pers ini pihak Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar dan Pihak Puskesmas Matakali menghubungi keluarga untuk menjelaskan duduk permasalahannya, supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Namun, pihak keluarga bayi tidak ada yang hadir, dan memilih untuk didatangi untuk menjelaskan penyebab kematian anaknya.
Pada Pukul 11:32 wita, pihak Puskesmas mendatangi rumah keluarga bayi untuk mengklarifikasi penyabab kematian bayi-nya.
Sebelumnya, pihak keluarga menganggap hal ini biasa terjadi ketika bayi di imunisasi menyebabkan demam, tapi disini pihak keluarga mencurigai adanya kelainan dalam vaksin karena keluarnya darah yang tidak beraturan saat malam setelah divaksin.
Besoknya, sudah tidak keluar lagi darahnya. Namun suhu badannya tinggi atau demam, pada minggu demam sudah turun, malam harinya sih bayi menangis begitu kencang tak henti-hentinya hingga paginya, keluarga membawa ke RSUD Polewali Mandar.
Pihak keluarga bayi saat di temui wartawan mengatakan, tidak menirima permohonan maaf dari pihak Puskesmas atas meninggalnya bayi keponakannya Rusmiati. Ia juga mengatakan akan mendiskusikan kasus ini ke pihak keluarga, apakah akan menuntut pihak Puskesmas Matakali ke meja hijau atau merelakan.[sulfa]*