Berekspedisi ke Wisata Alam Sarambu Tai Bai Marende Desa Kaleok

Wisata Alam Air Terjun "Tai Bai". Foto: Fikri 2017
Air Terjun "Tai Bai" Marende, Desa Kaleok, Foto: Fikri 2017

Daerah dimana masyarakat pattae bermukim terletak di dataran tinggi (pegunungan). Sehingga, untuk mendapatkan potensi alam seperti air terjun, tidak sulit di temukan di daerah tersebut, dengan kesempatan ini. Kru pattae.com pun Berekspedisi ke Wisata Alam Sarambu Tai Bai Marende Desa Kaleok.

Tujuan ekspedisi ini, tidak lain adalah bagian dari pada kecintaan kita terhadap kekayaan Alam, khususnya di daerah Pattae. Sembari juga untuk menggaungkan keindahan pesona wisata Alam yang ada di Polewal Mandar.

Air terjun “Tai Bai” di dapat dari cerita-cerita masyarakat setempat, tentang keindahan Air terjun tersebut. bukan karena namanya yang unik. Akan tetapi, juga karena memang pesona keindahan air terjun “Tai Bai” mengundang rasa penasaran sehingga, tim Pattae.com pun mengagendakan Ekpedisi pada hari Jumat (25/5/17).

Rute Menuju Wisata Alam Sarambu Tai Bai

Tepat pada pukul 14:00 wita, Batetangnga menjadi titik awal perjalanan kami menuju ke lokasi wisata alam sarambu Tai Bai. Dengan modal seadanya, kami pun sampai di sebuah Desa yang kami tujuh.

Untuk sampai kesana tentu harus melewati kampung Baru (Desa Paku), dan Desa Amola dengan durasi waktu 25 menit kita sudah bisa sampai di daerah marende.

Tidak jauh, Setelah kami melewati jembatan perbatasan antara Desa Amola dengan Desa Kaleok, yang berjarak 10 meter dari tapak batas wilayah Desa. Anda akan menemukan jalan bercabang untuk ke jalur lokasi air terjun Tai Bai.

Kita akan menemukan jalan menanjak, semakin keatas jalanan, akan semakin sempit dan jalur pendakian hanya bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua. Tapi dengan adanya pemandangan dan suasana asri selalu menghiasi perjalanan sehingga tak terasa jauh.

Setelah sampai di masjid Jabal Nur yang letaknya disebelah kiri sisi jalan, kita akan menemukan lagi jalan yang bercabang. Anda harus berhenti di masjid tersebut. Atau di rumah warga sebelah kanan sisi jalan untuk memarkir kendaraan. Jalanan bercabang itulah akses menuju ke air terjun “Tai Bai”.

Untuk sampai ke ketujuan, kami pun menghabiskan waktu selama 15 menit dan melewati pohon-pohon menjulang tinggi, bebatuan, dan kebun kakao warga yang tertata rapi. Serta, hutan yang masih hijau yang belum terjamah oleh manusia.

Suasana Alam Wisata Tai Bai

Kicauan burung, dan suara gemuruh air sungai terdengar jelas mengiringi perjalalan kami yang tentunya membawa nuansa tersendiri bagi para penikmat ekpedisi.

Sesampainya kami di lokasi air terjun Tai Bai, langsung terlihat WOW…..! kucuran keringat dan rasa lelah terbayarkan dengan keindahan alam luar biasa, nan sejuk. Rasa haus pun menghilang seketika setalah melihat keindahan dua air terjun yang memiliki ketinggian 45 Meter.

Bukan hanya itu, panorama Wisata Alam Sarambu Tai Bai yang ada disekelilingnya juga sangat menarik, masih sangat Hijau, dan asri. Tentunya memanjakan mata bagi para pengunjungnya, juga terpampang Batu Hitam yang besar menambah dekorasi keindahan tempat ini.

Wisata Alam Air Terjun "Tai Bai". Foto: Fikri 2017
Wisata Alam Air Terjun “Tai Bai”. Foto: Fikri 2017

Cerita Mistis Wisata Alam Sarambu Tai Bai

Air terjun Tai Bai sebenarnya memiliki cerita mitos yang di percaya oleh masyarakat setempat. Juga merupakan asal muasal kenapa di sebut sebagai sarambu Tai Bai (air terjun kotoran babi).

Konon katanya, sesuai cerita warga setempat, di area sungai air terjun ini terdapat spesies air tawar (udang, kepiting, ikan dan sejenisnya). Jika menyebutkan salah satu jenis kepiting, atau ikan air tawar tersbut. Maka, batu besar menjulang tinggi tempat air mengalir, akan mengalami retak dan jatuh.

Jika menunjuk atau menyebut hewan tersebut dengan kata kotoran binatang (Babi) Tai Bai, batu tersebut tidak akan terjadi apa-apa. Dari sinilah sehingga masyarakat setempat menyebut air terjun tersebut sebagai sarambu Tai Bai.

Penamaan air terjun ini beda lagi dengan dinas kehutanan Polewali Mandar dimana air terjun tersebut dinamainya sebagai air terjun kembar. Sesuai dengan bentuknya yang terlihat, terdapat dua air terjun yang berdekatan.

Yok Berkunjung

Terlepas dari penamaan dan mitos, panorama air terjun Tai Bai tetap mantap di jiwa, menyejuk dihati setiap pengunjungnya.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.15 WiTa. Meskipun masih ingin berlama-lama di air terjun untuk menikmati pesona keindahan alam ini. Tapi mau tidak mau, kami harus bergegas karena siang hari akan berganti malam.

Sebelum beranjak pulang kerumah masing-masing, kami tidak lupa untuk mampir dirumah kepala dusun Marende, beristirahat sejenak sambil menikmati kue khas.

Kepada keluarga dan sahabat agar kiranya menjaga kelestarian alam yang ada, karena mereka adalah warisan dan kebanggaan kita yang harus kita jaga bersama, dengan terjaganya alam ini maka terjaga pulalah kehidupan kita.[*]