Berkah Hari Ke 17 Ramadan: Nuzulul Quran Revolusi Peradaban

Berkah Ramadan Al-Quran
Berkah Ramadan Al-Quran

Al-Quran sebagai way of life bagi umat muslim menjadi fenomena baru dalam perjalanan peradaban manusia khususnya yang berada di Jazirah Arab kala itu dimana peradaban manusia berada pada titik nadir paling rendah, moral dan etika tidak menjadi ukuran dalam interaksi sosial sehingga terjadi ketimpangan yang begitu luar biasa.

Kehadiran Al-Qur’an telah mengubah orientasi dan cara berpikir masyarakat Arab yang kala itu dikenal dengan karakter jahiliyah dan sangat mengagungkan kabilah atau kelompoknya menjadi berpikir kosmopolit atau keragaman dan berkembang dengan dinamis.

Tradisi dan energi saling berperang antar suku diubah menjadi kekuatan persatuan untuk kepentingan bersama, kemudian diarahkan untuk membangun peradaban baru yang bersifat kosmopolit, melewati batas etnis dan teritori primordial mereka.

Karenanya, pusat-pusat peradaban Islam bermunculan di berbagai wilayah di luar Makkah dan Madinah tempat Al-Quran diwahyukan. Semua ini terjadi karena kehadiran Al-Quran mampu mengubah mindset mereka.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh al-Qur’a. Dalam Qs.  Yang berbunyi:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

Penjelasan tersebut diatas menegaskan bahwa sebelum datangnya Al-Qur’an, masyarakat arab jahiliyah hidup dalam peradaban paling rendah. Setiap persoalan yang muncul selalu diselesaikan dengan cara berperang, dengan cara kekerasan, dalam hubungan sosial wanita mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi.

Harta dan kehormatannya dirampas, dalam bidang ekonomi hanya tersentralistik pada pemegang kekuasaan dan golongan tertentu, sehingga seluruh aspek dan lini kehidupan hanya memberi akses dan manfaat kepada pembesar Quraisy.

 Situasi dan keadaan tersebut diatas di revolusi oleh Al-Qur’an dengan menghadirkan Rasulullah SAW sebagai mentornya, walau memegang kepemimpinan tertinggi dan absolut, namun beliau meletakkan dasar-dasar masyarakat partisipatif yang pada abad modern menjadi referensi dan arus utama pemikiran politik.

Egoisme suku dilebur ke dalam sebuah cita-cita dan mimpi besar yang kemudian menjelma menjadi sebuah gerakan peradaban yang jangkauannya melampaui batas teritori, batas etnis, dan jauh mendahului pikiran zaman.

Hanya dalam waktu yang amat singkat, menurut ukuran sejarah, dengan bimbingan al-Quran masyarakat Arab berubah secara drastis dari masyarakat jahiliyah menjadi pusat dan sumber penggerak peradaban dunia.

Pesan tauhid telah mengubah mindset mereka sehingga yang tadinya selalu berorientasi pada kepentingan suku dan etnis, lalu mampu melihat kesatuan dan persaudaraan sesama manusia se-jagad sebagai sama-sama hamba Allah.

Pesan tauhid juga telah mengubah mindset mereka yang tadinya membanggakan kelas sosial karena hubungan darah dan basis ekonomi berubah menjadi masyarakat yang memperjuangkan paham egalitarianisme dengan mengedepankan integritas (akhlak) dan prestasi (amal saleh).

Manusia modern sangat dinamis dan mendorong umat Islam untuk selalu mencintai ilmu pengetahuan dan menjunjung tinggi peradaban dengan ciri inklusif, yaitu sikap kritis apresiatif terhadap peradaban luar yang dijumpainya seraya tetap setia pada tauhid yang menjadi jati dirinya.

Semua ini merupakan contoh adanya sikap kreatif, inovatif dalam mengembangkan peradaban Islam yang dimotivasi oleh Al-Qur’an. Begitu pun ketika Islam masuk ke Nusantara, maka dengan sangat bijak para penyebar Islam itu menghargai tradisi luhur yang dijumpainya sambil memperkenalkan ajaran Al-Qur’an, sehingga antara agama dan budaya setempat saling menopang, saling mengisi.

Al-Quran yang diturunkan tepat pada tanggal 17 Ramadhan menjadi momentum untuk mengkaji dan mendalami lebih jauh konsep-konsep Al-Qur’an tentang kehidupan, persatuan, kebersamaan, kemanusiaan dan tentang peradaban.

Mempelajari dan mentadabburi Al-Quran sebagai way of life dapat dilakukan dalam menyempurnakan keislaman demi mendapatkan BERKAH RAMADHAN. Semoga…

Majene, 22 Mei 2019 M/ 17 Ramadan 1440 H