Ketika mendengar kata ampunan, maka semua hamba Allah mengharapkannya tidak terkecuali para pendosa, apa lagi dalam moment ramadan.
Siapa yang memasuki 10 kedua dari bulan ramadan dan secara bersungguh-sungguh beribadah demi mendapatkan ridha Allah, maka walau dosanya sebesar gunung, dosanya sebanyak buih di lautan bagi Allah yang maha ghafur semua itu akan diampuninya.
Namun demikian jangan perna merasa ketika dosa sudah diampuni maka semua perkara sudah selesai. Waspadalah karena tatkala merasa taubatnya telah diterima dan tidak lagi mawas diri atas semua potensi dosa, maka itu artinya awal kembalinya kemaksiatan.
Rasulullah SAW. bersabda: “Wahai anak Adam! Seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh isi bumi lalu kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi).
Keberkahan dan ampunan dalam bulan suci ramadhan tidak terbatas akan diberikan kepada hambanya yang menghiasi ramadhan dengan peningkatan ibadah dan hal tersebut dicontohkan oleh Rasulullah dimana beliau semakin puasa mendekati finish maka ibadahnya semakin diperbanyak, semakin ditingkatkan dan hampir tidak ada lagi kegiatan selain mentadabburi al-Qur’an, perbanyak shalat sunnat, bershadaqah, dan menahan diri berbuat sia-sia.
Hal tersebut menunjukkan ciri hamba yang akan mendapatkan maghfira dalam bulan suci ramadhan.
Penoma terbalik yang dilakukan oleh sebagian ummat muslim dimana diakhir-akhir ramadhan, shaf-shaf shalat tarawih drastis berkurang, tilawah al-Qur’an ditinggalkan, shadaqah dengan berbagi pada orang miskin terlupakan.
Dan justru kegiatan diakhir adalah sifat konsumtif kembali meroket dengan membeli barang dan kebutuhan persiapan lebaran. Sesungguhnya tidak keliru karena merayakan Idul fitri dengan riang gembira itu juga merupakan ajaran sunnah Rasulullah, tetapi fokus pada kegiatan itu dan melupakan substansi, disitulah masalahnya.
Oleh karena itu ampunan Allah adalah sesuatu yang diupayakan bukan hadiah gratis. Untuk mendapatkannya dibutuhkan ketekunan ibadah, keikhlasan beramal dan ketulusan berbagi dengan sesama.
Karena itu seyogyanya kita mencontoh Rasulullah dimana diakhir ramadhan ibadah beliau semakin diperbanyak, semakin dikuatkan karena hanya seperti itu janji Allah melalui Rasul-Nya untuk mengampuni dosa hamba yang memasuki 10 ramadhan kedua dengan catatan ada peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah, sebagai mana sabda Rasulullah Saw yang berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Yang diampuni dosanya adalah mereka yang beriman dan mereka yang melakukan ibadah dan diganjar pahala oleh Allah Swt. Itulah hamba yang akan diberi pengampunan, dan itulah BERKAH RAMADHAN. Semoga…
Jakarta, 25 mei 2019 M / 20 Ramadan 1440 H