Berkah Hari Ke 21 Ramadan: Berjumpa Lailatul Qadar

Berjumpa Lailatul Qadar
Berkah Ramadan Berjumpa Lailatul Qadar

Semua umat muslim berharap dapat berjumpa dengan Lailatul Qadar, tetapi ternyata tidak semua orang dapat bertemu dengannya.

Kenapa? Karena Lailatul Qadar hanya akan menjumpai orang-orang yang menantikannya, hanya akan berjumpa dengan orang-orang yang memperbanyak dzikir dan ibadahnya. Dan hanya akan bersua dengan orang-orang yang mengisi puasanya dengan i’tikaf yaitu berdiam diri untuk mencari ridha Allah Swt.

Lailatul Qadar atau Lailat al-Qadar ( لَيْلَةِ الْقَدْرِ=malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan. Dalam al-Qur’an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya al-Qur’an. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat al-Qadar:

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkan nya (Al-Qur’an) pada malam qadar.

وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕ

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ  ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕ

3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَالرُّوۡحُ فِيۡهَا بِاِذۡنِ رَبِّهِمۡ‌ۚ مِّنۡ كُلِّ اَمۡرٍ

4. Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

سَلٰمٌ هِىَ حَتّٰى مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ

5. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur’an dapat memiliki tiga arti yakni:

  1. Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkan nya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kami lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran.
  2. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An’am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.
  3. Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra’d ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)

Lailatul Qadar dapat juga kita artikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapatkan bagian dari pelimpahan keutamaan itu.

Keutamaan ini berdasarkan nilai Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dalam Al Qur’an, tepatnya Surat Al Qadar malam ini dikatakan memiliki nilai lebih baik dari seribu bulan.

Kapan waktunya menànti Lailatul qadar? Terdapat pendapat yang mengatakan, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.

Hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan: ” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan dia bersabda, yang artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon” “(HR: Bukhari dan Muslim).

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Lailatul Qadar kemungkinan akan “diwujudkan” oleh Allah pada malam ganjil, tetapi mengingat umat islam memulai awal puasa pada hari atau tanggal yang berbeda, maka umat islam yang menghendaki untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar dapat “mencarinya” setiap malam. Agar kita yang menghendaki “mendapatkan” Lailatul Qadar.

Lailatul qadar adalah sebuah karunia yang Allah berikan kepada ummat Nabi Muhammad Saw. yang pendek umurnya tetapi ibadahnya dapat menyamai umat Nabi Musa yang berumur ratusan tahun, bahkan mengalahkannya dari sisi pahala karena ummat Nabi Muhammad di beri malam Lailatul qadar khairum min alfisyahr.

Oleh karena itu, apakah kita akan menyiakan-nyiakan bonus Lailatul qadar ini dengan memperturutkan nafsu hanya untuk tidur, malas karena alasan pekerjaan bertumpuk atau bahkan tidak menghiraukannya. Sungguh merugilah kita yang tidak memamfaatkannya karena kesempatan ini hanya akan datang sekali dalam setahun. Inilah BERKAH RAMADHAN. Semoga…

Jakarta, 26 mei 2019 M / 21 Ramadan 1440 H