in ,

Berkah Hari Ke 9 Ramadan: Apakah Tidur adalah Ibadah ?

Apakah tidur adalah Ibadah
Apakah tidur adalah Ibadah

Ditulis Oleh: H Adnan Nota

“Semua ibadah anak adam adalah untuknya, kecuali puasa dia untuk Ku, maka akulah yang akan memberikan ganjarannya”.

Itulah sepenggal hadits Qudsi yang menjelaskan posisi paling tinggi ibadah puasa disisi Allah SWT. Tentu pertanyàan akan muncul Apa gerangan sehingga puasa demikian? Sudah barang tentu karena ada sesuatu yang luar biasa didalamnya.

Hal luar biasa itu adalah karena Puasa tidak saja perjuangan fisik berupa lapar dan dahaga. Tetapi, puasa adalah ibadah yang mengolah dan mengasah hati dimana kunci kualitas hubungan hamba dengan sang Khaliq. Hal itu sangat ditentukan oleh kerja hati untuk menggapai ridha Allah Rabbul alamin.

Itulah sebabnya puasa perlu dijaga dan dihiasi dengan ibadah-ibadah lain seperti memperbanyak dzikir, baca Al Quran, qiyamul lail dan seterusnya. Dan yang paling penomenal hadits Rasulullah “Naumu Shaimu Ibadatun” tidurnya orang puasa ibadah.

Hadits tersebut semakin menguatkan bahwa puasa merupakan ibadah yang mendapatkan posisi tertinggi dihadapan Allah SWT sehingga tidurnya saja mendapatkan pahala. Namun demikian hadits tersebut tidak dapat dimaknai secara tekstual sehingga tidur menjadi bagian rutin untuk mendapatkan pahala. Hadits tersebut harus dimaknai dalam perspektif yang lebih luas:

  • Naumu shaimun ibadatun dimaknai dalam konteks menjaga fitrah puasa dimana orang tidur tidak memiliki potensi untuk berbuat dosa dalam pengertian bahwa seandainya dalam interaksi sosial kita mendatang keburukan bahkan dosa, maka lebih baik tidur.
  • Tidur memberi kesempatan kepada fisik untuk untuk presh dalam menjalani puasa karena fisik punya keterbatasan dan membutuhkan asupan. Tetapi tidur menjadi  jarak buat fisik untuk tidak ber-aktivitas yang menumbuhkan energi.
  • Tidur membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang sehat dan tidur yang nyenyak membantu melepaskan hormon yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel-sel orang dewasa sehingga tetap sehat. Hal tersebut sesuai dengan hadits Rasulullah “Shumuu Tashihuu” Puasalah kamu agar kamu menjadi sehat.

  • Tidur dan istirahat yang cukup membuat hati menjadi tenang, tidak mudah marah, menjadi penyabar dan mudah berkonsentrasi dan inilah yang menjadi salah satu tujuan berpuasa.
  • Tidur secukupnya saja dalam pengertian tidak boleh karena alasan hadits ini sehingga hanya tidur dan tidur tanpa ada kegiatan ibadah yang lain.

Puasa sejatinya menjadi menjadi latihan untuk mengasah diri dalam meraih derajat muttaqien dan hal tersebut dapat diraih hanya dengan ibadah bukan tidur. Inilah Berkah Ramadan. Semoga…

Mamuju, 14 Mei 2019 M / 9 Ramadan 1440 H

Written by Dr. H. Adnan Nota MA

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat | Pimpinan Pondok Pesantren Darud Da'wah Wal-Irsyad (DDI) Al Ihsan Kanang, Desa Batetagnga, Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

DPRD Provinsi Sulbar

DPRD Provinsi Sulbar Rekomendasikan Pengadaan Listrik di Pulau Tosalama

Rahmah Allah

Berkah Hari Ke 10 Ramadan: Tentang Fase Rahmah