Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kabupaten Polewali Mandar (Polman), mendapat aduan masyarakat. Terkait, adanya salah satu bakal calon kepala desa diduga palsukan tanda tangan dokumen surat cuti.
Ketua Panitia Pilkades Polman Abdul Malik membenarkan hal itu. Ia mengaku menerima aduan dugaan pemalsuan tanda tangan, salah satu perangkat Desa Bakka-bakka yang maju sebagai Balon Kades. Hal itu ia lakukan guna melengkapi berkas yang menjadi syarat pencalonan pada Pilkades Serentak 2021 nantinya.
“Betul ada yang menyampaikan itu ke pihak Panitia Kabupaten. Saat ini sementara dalam proses penanganan,” ucap Abdul Malik di kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Polman, Kamis (30/9/2021).
Dengan adanya dugaan palsukan tanda tangan tersebut, pihak Panitia Pilkades Kabupaten Polman mengaku tidak bisa menyimpulkan, apakah itu palsu atau tidak. Namun, Malik menyampaikan, kasus tersebut akan di serahkan ke pihak yang berwenang untuk ditindak lanjuti.
“Masih sementara pendalaman sebenarnya terlalu dini kita untuk menyimpulkan yah, dan itu bukan rana kami untuk menentukan apakah tanda tangan itu palsu atau tidak ada pihak yang berwenang. Kita tunggu perkembangannya,” ungkapnya.
Bakal Calon Kepala Desa yang diduga melakukan pemalsuan tanda tangan yaitu Herman, diketahui menjabat sebagai Kepala Dusun di Desa Bakka-bakka.
Kepala Desa Bakka-bakka Darwis, saat ditemui mengaku tidak pernah dimintai tanda tangan surat cuti oleh Herman, selaku Kepala Dusun Lambekayu untuk maju sebagai Balon Kades Bakka-bakka.
“Di Desa Bakka-bakka itu atas nama Herman menjabat selaku Kepala Dusun Lambekayu itu tidak mengambil cuti. Tidak pernah meminta surat cuti kepada saya,” tuturnya
Lain hal yang disampaikan, Herman, terduga pemalsuan tanda tangan surat cuti. menurutnya tanda tangan tersebut, asli dari Kepala Desa Bakka-bakka.
Dirinya mengaku mendapatkan tanda tangan itu, secara sembunyi-sembunyi dengan cara menyelipkan keterangan cuti bersama dokumen lainnya.
“Saya minta tanda tangan itu secara sembunyi. Artinya, (dokumen cuti) saya bersama berkas-berkas lain. Sehingga, Pak Desa tidak mengetahui, bahwasanya yang ditanda tangani itu adalah surat cuti karena diselipkan,” jelas Herman.
Meminta tanda tangan secara sembunyi-sembunyi, Herman mengaku salah dan siap untuk introspeksi. Ia pun berharap, hubungannya dengan kepala desa tidak terjadi hal buruk.
Bagaimanapun, dirinya dengan kepala desa Bakka-bakka, masih merupakan keluarga dekat (Paman). Dan memiliki cita-cita yang sama untuk memajukan Desa Bakka-Bakka.[*]