Saat gempa menghantam wilayah Sulawesi Barat, Jumat (15/1) lalu. Berakibat tak hanya pada banyaknya bangunan runtuh, hingga longsoran tanah. Hal itu juga berdampak pada kebutuhan warga. Khusunya yang ada di dusun Suppungan, desa Ratte, Kecamatan Tutar, kabupaten Polewali Mandar.
Pasca gempa Magnitudo 6.2 di Sulbar, Hasanuddin mantan Kepala Desa Ratte mengaku, tidak pernah makan ikan lagi karena akses jalan menuju ke desa tersebut, tidak bisa lagi dilalui penjual ikan akibat longsor.
Keluhan itu ia sampaikan saat menghadiri kegiatan Reses yang digelar Ketua DPRD Polewali Mandar Jupri Mahmud di Dusun Suppungan Desa Ratte Kecamatan Tutar, Sabtu (15/2/2021).
Hasanuddin dalam kesempatan Reses Ketua DPRD Polman Jupri Mahmud, ia menyampaikan dampak gempa sangat dirasakan masyarakat Ratte. Pasalnya tidak ada penjual ikan bisa tembus, karena akses jalan longsor dan licin.
Lain hal yang disampaikan Kepala Dusun Suppungan Samsul dalam forum aspirasi DPRD Polman itu. Rusaknya infrastruktur jalan menuju ke desa Ratte, kata Samsul juga perpengaruh pada ekonomi terutama pada penghasilan masyarakat.
Ia menjelaskan, hasil pertanian masyarakat desa Ratte terkadang tinggal dan membusuk, akibat tidak adanya transportasi yang bisa tembus untuk membawa hasil panen ke kota untuk warga jual.
Samsul juga menjelaskan, tarif jasa transportasi menuju ke kota terlalu mahal karena memprihitungkan medan yang sangat sulit. Tak semulus jalan pada umumnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Polman Jufri Mahmud yang melaksanakan reses di daerah tersebut mengatakan, kehadirannya di tengah masyarakat Desa Ratte tidak untuk menaburkan janji. Tapi, ia mengaku akan memperjuangkan dan mengusahakan bantuan, baik itu dari Kabupaten maupun Provinsi untuk infrastruktur (jalan).
Daerah Tubbi Taramanu (Tutar), merupakan salah satu daerah yang menghasilkan hasil bumi terbanyak di Polman, seperti Kakao, Cengkeh, kopi, Kemiri, beras merah, buah-buahan berupa Durian, Langsat dan Rambutan.(*)