Seorang Penjual es Dawet asal Jawa Tengah memilih tetap bertahan berdagang karena tak ada lagi penghasilan lain. Hal ini yang dirasakan Fendi (29) selama Pandemi Covid-19 melanda daerah Polewali Mandar, Ia sering menjual jajanannya dengan membuka stan di pinggir jalan poros Wonomulyo.
Selain di pinggir jalan poros, ia juga biasanya menjual di depan sekolah SMA Negeri 1 Polewali. Sebelumnya, pedagang Es Dawet itu menetap di daerah Enrekang dan Sidrap. Ia menerap di Wonomulyo baru 2 tahun lebih lamanya.
Sebelum maraknya wabah corona, semua anggota jualannya sesama penjual Es Dawet, pulang kampung ke Jawa Tengah tepatnya di Banjarnegara dan belum kembali hingga sekarang.
“Yang lain pada pulang semua, sendirian saya disini pada pulang semua”. Ujar Fendi si penjual es Dawet saat ditemui di stan jualannya, Kamis 4/6/2020.
Selama corona hasil jualan pedagang yang biasa disapa mas Fendi, mengaku sudah cukup untuk menghidupi kebutuhannya hidupnya sehari-hari seperti biasa. Hidup sendiri membuatnya harus jualan setiap hari yang menjadi penghasilan utamanya untuk tetap bertahan hidup di tengah Pandemi virus Corona.
“Alhamdulillah Lumayan”. Ucapnya penuh dengan rasa syukur.
Virus corona bukan halangan bagi mas Fendi untuk terus berjualan es Dawet. Hal itu dijalaninya karena tak mengharapkan bantuan apapun berupa BLT atau semacamnya dengan alas an tak memiliki Kartu Keluarga (KK).
“Kalau saya tidak menjual saya, siapa yang makanin. Saya kan orang hilang disini tidak ada data, nggak punya keluarga, sendiri saya”. Tutur Fendi(29) menjelaskan nasib nya sebagai perantau dari tanah Jawa.
Mas Fendi mengaku pendapatannya jika dipersenkan dari 100 persen dari jualannya, ia bisa dibandingkan hanya 50% atau 60% keuntungannya dalam sehari.[pattae.com/Sulfa]*