Gema Minbar Menggemakan Semangat Qur’ani di Masjid Miftahurrahman Desa Mirring

Pembukaan MTQ Tingkat Desa Mirring

Butiran hujan perlahan mereda, lantunan ayat suci Alqur’an menggema merdu, digemakan oleh salah satu anggota Komunitas Gema Minbar Mirring, sebagai tanda pembukaan MTQ tingkat dusun dimulai, bertempat di pelataran Masjid Miftahurrahman, Desa Mirring, Kec.Binuang,Kabupaten Polman, Provinsi Sulawesi Barat, suasana selaras momentum hari pendidikan tanggal 2 Mei 2021.

Malam ini, Ahad 2 Mei 2021, malam ke-21 atau malam ganjil pertama di 10 hari terakhir bulan suci ramadan, yang berpotensi sebagai malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar merupakan malam spesial, karena amalan di malam itu setara dengan 1.000 bulan. Malam Lailatul Qadar diyakini datang pada saat malam ganjil, di 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Acara pembukaan MTQ dengan tema “Bersama kita tuntaskan buta aksara Al Qur’an menuju generasi qurani dan modern”. Prosesi berjalan begitu khidmat, desain background panggung penuh sentuhan lokalitas. Modifikasi unik, dikenal dengan bahasa lokalnya “Bala Suji”.

Bala Suji bentuknya seperti gapura, tetapi menyerupai bagian depan rumah panggung. Atapnya berbentuk segitiga dan disangga rangkaian anyaman bambu. Sebagai penghias, nampak pula janur kuning melintang, semakin membuat suasana hidup.

Bala Suji itu bersisian empat, atau dikenal dengan istilah “Sulapa Appa” adalah gambaran tentang kesempurnaan alam semesta, yang mempengaruhi nilai-nilai kemanusiaan. Empat sisi Bala Suji bermakna

kita memandang dunia sebagai sebuah kesempurnaan. Kesempurnaan yang dimaksud meliputi empat persegi penjuru mata angin, yaitu timur, barat, utara, dan selatan.

Bala Suji menggunakan pohon bambu, karena menurut sejarahnya pohon bambu dipercaya memiliki makna filosofi. Pohon bambu adalah sejenis tumbuhan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.

Ada satu sisi dari pohon bambu dapat dijadikan bahan pembelajaran bermakna, yakni pada saat proses pertumbuhannya. Pohon bambu ketika awal pertumbuhannya atau sebelum memunculkan tunas dan daunnya terlebih dahulu menyempurnakan struktur akarnya. Akar yang menunjang ke dasar bumi membuat bambu menjadi sebatang pohon yang sangat kuat, lentur, dan tidak patah sekalipun ditiup angin kencang.

Momentum ini seakan mempertegas bahwa, Gema Minbar menjadi akar penguat di kampung, senantiasa semangat, dengan melihat beberapa jam sebelum acara dimulai, sempat tenda-tenda rusak diterpa hujan dan angin kencang. Namun berkat semangat dan kegigihan kawan-kawan Gema Minbar, berjuang memperbaiki dan hujan pun merestui untuk redah, hingga perlahan acara pun dimulai.

Laporan ketua panitia dengan penuh semangat, Erwin selaku ketua panitia menyampaikan bahwa, “Partisipasi ibu-ibu dan masyarakat hingga acara ini dapat terlaksana, sumber dana pun berasal dari sumbangsih suka rela warga”.

Sambutan begitu antusias dari ketua Gema Minbar, mengatakan bahwa, “Kegiatan ini adalah kegiatan tahunan, besar harapan tetap ada dan lestari, sampai tahun-tahun berikutnya, sebagai masyarakat Desa Mirring, kita perlu merawat generasi, sebab perlu adanya generasi penerus, menjaga tradisi adat budaya dan mencintai yang namanya Al qur’an, spesial buat para ibu-ibu,cukup kompak sehingga acara terlaksana, para wonder women hadir penuh keikhlasan, untuk melihat Mirring kedepannya, senantiasa bergerak bersama, selanjutnya kepada peserta tetap semangat, semoga apa yang kita laksanakan bernilai ibadah sekecil apapun itu,” ungkap Muhammad Adnan.

Kemudian dilanjutkan sambutan dari pembina mengatakan “Kegiatan ini betul-betul berkesan, dan sudah membudaya, Alhamdulillah orang tua kita di kampung, senantiasa merespon positif, para ibu-ibu, wonder women tangguh, pemuda tidak akan bisa sesemangat  ini tanpa restu orang tua (tomatuatta’=orang tua kita), karena merekalah harapan kita yang mana saling merawat tradisi-tradisi yang ada di daerah kita, perlunya menanamkan nilai-nilai Qurani dalam diri, sehingga kita bisa mendidik anak-anak kita, untuk tetap belajar baca Al-qur’an, dan perlahan mempelajari makna Al-qur’an,” tegas Basri selaku Pembina Gema Minbar Mirring.

Tokoh adat pun meramaikan pangung, begitu energik memimpin salawat. “Para hadirin yang hadir, mari kita senantiasa menjaga kebersamaan,  bersatu untuk maju, Pammase yang diharapkan adalah kunci kehidupan, siampeki’, sipakatauki’, artinya saling memanusiakan, kita ini saudara seiman, saudara sekampung, retas kelompok-kelompok untuk membangun kampung, agama mengatakan orang yang paling mulia adalah orang yang bertakwa, negara mengatakan kita kuat jika kita bersatu, dan adat mengatakan saling memanusiakan, yang dikenal dengan istilah sipakatauki’,” tegas Alim Intoyo, selaku salah satu tokoh adat Desa Mirring.

Sambutan penutup, sekaligus membuka kegiatan MTQ, “Salut terhadap tema dan konsep yang diangkat oleh pemuda Gema Minbar, terlihat nuansa budaya dan kearifan lokal, dari tekstur panggung terlihat betapa kita masih menjaga warisan leluhur,” ungkap Bakri, selaku ketua BPD Desa Mirring.

Lanjut beliau mengatakan “Sedikit membahas tentang budaya sipakatau, kata sapaan kita, yang sering kita gunakan, adalah bentuk  penghargaan tertinggi kepada lawan bicara, iya te’e apa-apa e napa’guruakki tomatuatta’ dolo mai, kata iye’  juga sudah terkikis, maka ini harus tetap selalu menjadi istilah yang harus diajarkan ke anak kita,  yakni budaya sipakatau, ini emas dan modal bagi kita yang dimiliki oleh lokalitas Mirring,” tambah Bakri.

“Selamat bertanding, perlihatkan segala kemampuan, bukan sebatas ingin dikatakan pemenang, kegiatan ini diupayakan tetap mematuhi keprotokoleran pencegahan covid-19, meski tidak bisa dipungkiri budaya kita, selalu mengajak ingin berkumpul,” tutup Bakri.

Acara pun berlanjut dengan prosesi pelantikan dewan hakim, yang melibatkan orang-orang tua kampung, tentu mereka adalah pilihan terbaik, guru-guru ngaji teladan sebagai juri di kegiatan lomba.

Hingga malam semakin beranjak, tarian kreasi dari Gema Minbar begitu menghibur, dan di tutup pemutaran video dokumenter, yang dilakonkan oleh pemuda Gema Minbar, video tersebut memberi pesan moral, bahwa seorang pemabuk tidak selamanya terus menjadi pemabuk, setiap manusia memiliki jalan hidayah masing-masing, meneguk ampunan dan magfirah Maha Pengampun.