Bustamin
Tibet Selatan, China – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter yang mengguncang wilayah Tibet selatan pada Selasa (7/1) dilaporkan meningkat menjadi 126 jiwa.
Informasi ini dilansir dari laporan media pemerintah China. Selain itu, setidaknya 188 orang lainnya mengalami luka-luka, menurut kantor berita Xinhua.
Tim penyelamat menghadapi tantangan besar dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Suhu yang membeku menjadi hambatan signifikan saat mereka berupaya mencari korban selamat di antara puing-puing reruntuhan.
Proses penyelamatan terus berlangsung di bawah tekanan waktu dan kondisi cuaca yang ekstrem.
Gempa bumi tersebut mengguncang kota Xigaze di Daerah Otonomi Xizang (nama lokal untuk Tibet) pada pukul 09.05 pagi waktu setempat (08.05 WIB).
Pusat gempa terletak pada kedalaman 10 kilometer, sebagaimana laporan otoritas setempat.
Pemerintah setempat telah berkoordinasi dengan berbagai kota untuk menilai dampak gempa. Sementara itu, militer China mengerahkan pesawat nirawak guna menyurvei episentrum gempa.
Tentara Pembebasan Rakyat juga telah menyiapkan rencana darurat bantuan bencana. Termasuk transportasi, pesawat medis, helikopter, dan pasukan darat untuk mendukung operasi penyelamatan.
Presiden China Xi Jinping memerintahkan pihak berwenang untuk melakukan upaya penyelamatan guna menemukan dan menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak.
Video dan gambar yang beredar menunjukkan kerusakan parah pada rumah-rumah yang tertutup lumpur akibat gempa.
Petugas penyelamat terlihat bekerja keras di lokasi kejadian untuk menemukan korban yang masih hidup.
Gempa di Tibet China ini juga terasa hingga ke negara tetangga. Seperti, Nepal, Bhutan, dan India, meskipun belum ada laporan kerusakan signifikan di wilayah tersebut.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat bahwa gempa tersebut memiliki magnitudo sebesar 7,1, sedikit lebih tinggi dari laporan otoritas China. Perbedaan ini biasa terjadi dalam pencatatan gempa oleh berbagai lembaga.[*]
