Haisah Bayi Penderita Hidrosefalus | PATTAE | Haisah Bayi Penderita Hidrosefalus ini lahir pada pertengahan Januari lalu. Bayi mungil ini lahir dari Pasangan Sahar dan Nursia, salah satu keluarga miskin yang tinggal di Pulau Tangnga Kelurahan Amassangan, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar.
Menjadi bagian dari Kelurahan Amassangan yang merupakan ibukota Kecamatan Binuang, tidak lantas menjadikan Pulau Tangnga terbebas dari predikat terpencil. Di pulau ini, belum tersedia jaringan listrik dari PLN. Selain itu, tidak terjangkaunya sarana mobilitas darat ke tempat ini, menjadikan masyarakat yang berdiam di pulau kecil ini, semakin sulit mengejar ketertinggalan.
Di pulau inilah, Haisah Bayi Penderita Hidrosefalus ini dibawa pulang oleh kedua orangtuanya. Meski tanpa restu dokter, pasangan suami istri Sahar dan Nursia, nekat membawa bayi mereka keluar dari Rumah Sakit kembali ke rumah kecil mereka di Pulau Tangnga. Kedua orang tua Haisah lebih memilih untuk membawa pulang bayi mereka karena sudah tidak mampu lagi untuk melanjutkan pengobatan Haisah ke Rumah Sakit yang ada di Makassar, sebagaimana yang disarankan oleh Pihak RSUD Polewali.
Haisah Bayi Penderita Hidrosefalus Lahir Prematur
Haisah Bayi Penderita Hidrocefallus ini lahir secara prematur. Pada saat dilahirkan, kondisi bayi inipun sangat jauh dibawah normal. Berat badan Haisah saat baru lahir hanya 1,1 kg. Melihat kondisi tidak normal tersebut, maka pihak Rumah Sakit kemudian segera mengambil tindakan medis. Haisah dirawat secara khusus, sebagaimana bayi-bayi yang lahir dengan kondisi dibawah normal.
Setelah beberapa hari dalam inkubator bayi, Haisah tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Malah kemudian nampak ada kelainan pada tubuh bayi Haisah, yakni semakin membesarnya bagian kepala Haisah.
Pihak Rumah Sakit mendiagnosa kelainan yang terjadi pada bagian kepala Haisah sebagai penyakit Hidrosefalus. Penyakit ini juga dikenal dengan istilah Kepala Air. Dalam istilah medis hidrosefalus berarti penumpukan cairan otak yang berlebihan yang menyebabkan kelainan atau gejala kelainan saraf.
Kepada kedua orang tua bayi, Pihak rumah sakit menyarankan agar Haisah dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Makassar. Namun ini bukanlah suatu hal yang gampang bagi Sahar dan Nursia. Kondisi ekonomi keluarga ini menjadi penghalang utama bagi bayinya untuk mendapatkan pengobatan yang lebih layak.
Jangankan di Makassar bahkan selama bayinya dirawat di RSUD Polewali saja keluarga ini bisa bertahan hanya berkat bantuan dari para kerabat dan tetangganya di Pulau Tangnga. Kini, Haisah bayi penderita hidrosefalus ini menjadi salah satu topik berita di media. Tidak hanya di media sosial, namun juga di situs-situs berita lokal, bahkan di saluran televisi nasional.
Bantuan untuk Haisah Bayi Penderita Hidrosefalus
Sebagai wujud kepedulian pada nasib Haisah bayi penderita hidrosefalus ini, organisasi-organisasi perempuan dalam wilayah Kelurahan Amassangan melakukan suatu gerakan sosial. Bentuknya berupa penggalangan bantuan yang diharapkan dapat menjadi bekal hidup bagi pasangan Sahar dan Nursiah kelak jika anaknya memiliki kesempatan untuk menjalani pengobatan di Makassar.
Gerakan sosial ini diprakarsai oleh Tim Penggerak PKK, Kelurahan Amassangan. Para anggota PKK di Kelurahan Amassangan, bergerak secara sukarela. Mereka mengumpulkan bantuan dari warga di lingkungan masing-masing. Jenis bantuan yang mereka dapatkan dari warga sangat beragam. Ada yang menyumbangkan beras, pakaian, mie instan, dan uang tunai.
“Pada dasarnya ini adalah ladang amal bagi kita.” Demikian Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Amasangan memberikan motivasi bagi kaum perempuan di Kelurahan Amassangan. Searah dengan semangat TP PKK itu, Kelompok ibu-ibu pengajian/majelis taklim juga tidak mau ketinggalan. Mereka juga ikut mengambil peran dalam gerakan sosial ini. Setelah berembuk dalam suatu pertemuan, mereka kemudian bergerak menggalang dana untuk orang tua Haisah bayi penderita hidrosefalus.
Penyerahan Bantuan untuk Orang Tua Haisah
Jumat, 14 April 2017, Gabungan perwakilan dari organisasi perempuan tersebut, bermaksud mengunjungi Haisah bayi penderita hidrosefalus di Pulau Tangga. Bersama rombongan ini, Tim Media Pattae.com berangkat ke Pulau Tangnga.
Pada Pukul 09.00 Pagi, kami bersama rombongan bertolak dari tempat penyeberangan di Dusun Bajoe, yang dinamai Ato’ Cempa. Kami bersama rombongan perwakilan organisasi perempuan ini pun berlayar menyeberangi selat kecil yang membatasi wilayah lingkungan Pulau Tangnga dengan wilayah lingkungan lain di Kelurahan Amassangan.
Setibanya di Pulau Tangga Tim Media Pattae.com bersama rombongan langsung menyambangi kediaman sang bayi yang diduga menderita penyakit hidrocefallus. Dalam kunjungan itu, rombongan perwakilan organisasi perempuan ini, menyerahkan bantuan yang telah mereka kumpulkan kepada Orang Tua Haisah bayi penderita hidrosefalus.
Hasil patungan warga yang dibawa oleh para perempuan dermawan ini memang belumlah cukup untuk mengatasi kesulitan yang sedang dialami oleh Sahar dan Nursiah. Meski demikian, bantuan yang diberikan itu, setidaknya telah membuka kembali harapan mereka bahwa putrinya Haisah bayi penderita hidrosefalus, akan mendapatkan pengobatan yang layak.