PaTTaE.com – POLMAN | Sejumlah mahasiswa kembali unjuk rasa terkait 2 warga Polewali Mandar yang diduga meninggal karena kelalaian pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) saat menangani pasien.
Aksi yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Polman itu, berlangsung di Taman Sport Center Polewali yang menjadi kantor sementara Bupati Polewali Mandar.
Sebelumnya, pada pukul 10.00 wita, massa aksi melakukan unjuk rasa di depan RSUD Polewali. Namun, tak ada satupun pihak rumah sakit yang menemui para pengunjuk rasa. Sehingga, titik aksi dialihkan ke kantor Bupati Polman.
Bupati Polewali Mandar yang sedang berkantor di Taman Sport Center Polewali. Langsung ditemu para pengunjuk rasa meminta Bupati kembali mencopot Plt RSUD Polewali yang baru, dengan pejabat definitip.
Andi Ibrahim Masdar menegaskan, tuntutan massa aksi, tak bisa langsung di penuhi begitu saja. Butuh pengkajian mendalam untuk mengganti Plt RSUD yang menurutnya, baru saja mengganti Plt lama.
“Kemarin dr Emy saya sudah ganti dengan dr Anita, karena tidak disuka, minta diganti lagi. Itu perlu pengkajian,” tegas AIM (Andi Ibrahim Masdar) kepada awak media, Kamis 06/8/2020.
“Ingat, rumah sakit regional, lari semua dokternya karena menunjuk seorang pimpinan rumah sakit regional yang tidak disukai oleh dokter, bubar itu dokter. Sekarang, mau dapat dokter dari mana?” lanjut Bupati Polman
Setelah bertemu dengan Bupati Polman, massa aksi melanjutkan unjuk rasa di depan kantor DPRD Polman Jl H Andi Depu No. 83 Kelurahan Takatidung, Polewali.
Beberapa tuntutan HMI cabang Polman dalam aksi tersebut, pertama; mendesak Bupati Polman mencopot Plt RSUD Polewali yang Baru dengan pejabat definitp. Kedua, pencopotan ketua Satgas Covid-19 yang dianggap gagal.
Selain itu, mereka juga menuntut biaya rapid test di Polewali Mandar dihapus. Kejelasan anggaran recofusing serta mempercepat penyediaan ruangan, alat kesehatan dan tenaga medis juga menjadi tuntutan HMI Cabang Polman.[*]