Kerajaan Binuang terletak di kabupaaten Polman, Sulawesi Barat yang berbatasan dengan wilayah Sulawesi Selatan. Kerajaan ini merupakan kerajaan nomor dua terbesar setelah Kerajaan Balanipa di tanah Mandar.
Kedua kerajaan tersebut menjalin kerja sama baik dalam perekonomian, budaya, dan lain-lain. Sistem pemerintahan di Binuang kala itu dilakukan secara turun temurun atau dari genersi ke generasi.
Adapun raja Binuang saat itu disebut sebagai Ammassangan, yang dalam sejarah dikatakan pernah membantu kerajaan Bone dalam memerangi Arung Panikian.
Atas dasar persaudaraan Raja Amassangan berangkat ke Bone dengan membawa serta pasukan pilihan diantaranya Tapengo dan Takumba.
Sekembalinya dari membantu kerajaan Bone ke Binuang, Tapengo langsung menyusun perangkat kerjanya dengan baik dibawah kepemimpinan bernama Sippajo Langi.
Sippajo Lagi sebagai raja pertama membawa sebuah kayu yang dinamakan Binuang, kayu tersebut kemudian ditancapkan disebuah wilayah kerajaan Binuang sambil mengucapkan sumpah bahwa ditempat dia menancapkan kayu tersebut akan menjadi ibu kota kerajaan.
Maka sejak saat itulah salah satu kerajaan yang tergabung dalam aliansi Pitu Ba’bana Binanga ini disebut kerajaan Binuang.
Struktur Pemerintahan Kerajaan Binuang
Untuk kelancaran mekanisme roda pemerintahan dan berbagai perangkat pada Kerajaan Binuang, maka dibentuk seperangkat aturan berdasarkan tugas dan fungsinya masing-masing sebagai upaya untuk membantu raja.
Perangkat kerajaan pada umumnya, memiliki kodek etik dalam melakukan komunikasi. Baik itu antara raja dan masyarakat maupun antara masyarakat dan raja.
Hal itu dilakukan untuk menjaga keamanan raja dari berbagai kemungkinan ancaman yang tidak terduga baik dalam lingkungan kerajaan maupun di luar kerajaan.
Adapun struktur pemerintahan Raja Binuang sebagai berikut:
- Aruang Binuang adalah raja Binuang sebagai kepala pemerintahan.
- Arung malolo (sullewatang), bertindak sebagai wakil raja apabila berhalangan. Adapun yang diangkat sebagai arung malolo harus sederajat kadar darahnya dengan raja. Maka dari itu, yang diangkat biasanya adalah saudara atau anak raja, karena sewaktu-waktu bisa diangkat sebagai raja.
- Arung Mato Ripadange, berfungsi sebagai panglima perang.
- Pa’bicara Lotong berfungsi mengurusi perkara di internal kerajaan.
- Pa’bicara Bulang berfungsi membantu pa’bicara lotong mengurusi internal kerajaan.
- Pappuangan Binuang mengurusi semua masalah dalam wilayah Ulu Bate, Bate Tangnga, Tappa Bate.
Wilayah kekuasaan
Kerajaan kerajaan Binuang secara memiliki daerah kekuasaan di daerah tallu bate, yaitu; Ulu Bate, Tangnga Bate, dan Cappa Bate. Adapun nama-nama kampung di tiga wilayah kekuasaan kerajaa Binuang tersebut yakni:
- Ulu Bate (Mirring) diperintah oleh pembantu Arung Binuang yang bergelar Ma’dika Mirirng bersama Pa’bicara Mirring. Dimana keduanya menetap di Mirring yang terbagi atas tuju kampung.
- Katumbangan dikepalai oleh Tomakaka Katumbang.
- Pasang dikepalai oleh Tomakaka Pasng.
- Tanete dikepalai oleh Tomakaka Tanete.
- Amola dikepalai oleh Tomakaka Amola.
- Kaleo’ dikepalai oleh Tomakaka Kaleo’.
- Tandakan dikepalai oleh Tomakaka Tandakan.
- Bate Tangnga (Penanian) diperintah oleh serang pembantu Arung Binuang yang bergelar Tomakaka Penanian dan membawahi delapan kampung.
- Biru dikepalai oleh Tomakaka Biru.
- Tallong dikepalai oleh Tomakaka Tallong.
- Mammi dikepalai oleh Tomakaka Mammi.
- Rappoang dikepalai oleh Tomakaka Rappoang.
- Rea dikepalai oleh Tomakaka Rea
- Kanang dikepalai oleh Tomakaka Kanang.
- Passembaran dikepalai oleh Tomakaka Passembaran.
- Manye-manye dikepalai oleh Tomakaka Manye-manye.
- Cappa Bate (Darra’) diperintah seorang pembantu Arung Binuang yang bergelar Tomakaka Dara, menaungi enam kampung.
- Sulewatang d dikepalai oleh Tomakaka Sulewatang.
- Manding dikepalai oleh Tomakaka Manding.
- Lemo dikepalai oleh Tomakaka Lemo.
- Kiri-kiri dikepalai oleh Tomakaka Kiri-kiri.
- Jambu dikepalai oleh Tomakaka Jambu.
- Dara’ dikepalai oleh Tomakaka Dara’
- Suro Bone berfungsi sebagai pengantar surat ke kerajaan Bone.
- Suro Malappa berfungsi sebagai pengantar surat kepada seluruh pembantu raja.
- Matoa Paku.
Selain daerah-daerah diatas, di kerajaan Binuang juga terdapat perkampungan diluar dari teritori tallu bate.
- Paku dikepalai oleh Matoa Paku. Adapun Paku dahulu digelar sebagai Gajang Ritappina (pengawal pribadi raja dan istana kerajaan).
- Binuang sebagai ibu Kota Kerajaan sekaligus sebagai pusat pemerintahan karena tempat raja dan adat bermukim.
- Tonyamang tempat kesenangan famili araung Binuang.
- Kalawa kediaman famili Arung Binuang
- Alli-alli (Takatidung) tempat kediaman Arung Matoa dan famili arung Binuang.
Raja yang Pernah Berkuasa di Kerajaan Binuang
- Ammassangan.
- Sippajo Langi.
- Palalloi Daeng Pawajo.
- Lamattoangin Daeng Mangngiri.
- Lamaga Daeng Siasa.
- Lamajalekka Daeng Patompo.
- Lapaenrungi Arajang Cappung, dan
- Lamattulada.
Sejara dan penjelasan terkait struktur pemerintah kerajaan Binuang diatas, merupakan satu versi dari salah satu buku yang berjudul “Membaca Ulang Mandar” ditulis oleh Andi Abbas. Buku tersebut merupakan cetakan I dari penerbit asal Makassar, Philosophia Press, pada tahun 2015.[*]