Pelayanan penyediaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Polewali Mandar (Polman), mendapat sorotan dari komisi II DPRD Polman karena dianggap tidak layak konsumsi.
Hal itu, disampaikan langsung Wakil Ketua Komisi II Mulyadi saat melakukan Hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak PDAM di ruang pertemuan Komisi II DPRD Polman, Rabu (4/8/2021).
Mengutip keterangan dari warga, selaku konsumen PDAM di Polewali Mandar mengatakan, pasokan air bersih PDAM kerap macet dan keruh. Sehingga, Mulyadi menganggap, air dari PDAM tidak layak.
“Dari keseluruhan, mulai dari Polewali sampai Alu mengatakan, keseringan mati dan selalu juga keruh jadi buat apa kita konsumsi itu kalau begitu. Jadi, saya anggap PDAM ini tidak Layak,” ujarnya
Padahal, lanjut Mulyadi menyampaikan, tempat pertama masuknya air atau Intake, di wilayah Alu. Tiga bulan lalu, telah dibangun dengan menelan anggaran sebesar Rp 3 Milyar. Namun, hingga saat ini, air nya tidak mengalir lagi.
Buntut dari persoalan tersebut, Mulyadi pun menolak adanya penambahan modal dan biaya operasional untuk PDAM Polman. Karena menurutnya, PDAM dianggap tidak berkontribusi terhadap pendapatan daerah. Bahkan, selalu merugi.
Bila masalah tersebut dibiarkan terus berlarut-larut, dan tak ada penanganan cepat dari pihak PDAM Polman. Mulyadi dengan tegas, meminta Direktur PDAM, Fadhly Anwar, untuk mundur dari jabatannya.
Sementara itu, Ketua Komisi II Rahmadi mendesak pihak PDAM melakukan pembenahan kinerja dan pelayanan ke pelanggan agar tidak terjadi lagi kemacetan air dan keruhnya air.
Tanggapan Direktur PDAM Polman
Menanggapi hal tersebut, Direktur PDAM Polman Fadhly Anwar mengatakan, macetnya suplai air di zona empat wilayah Kecamatan Alu disebabkan adanya gangguan teknis.
“Memang betul sejak tanggal 28 Juli yang lalu itu ada gangguan teknis yang mengakibatkan kemacetan,” jelas Fadhly.
Meskipun tidak menjelaskan secara detail gangguan tersebut. Namun, Fadhly mengaku pihaknya masih terus mencari letak masalah dan mengupayakan semaksimal mungkin, agar tidak terjadi lagi kemacetan dan keruhnya air.
“Sementara ini, terus dilakukan perbaikan, dan itu tidak mungkin diselesaikan dengan cepat karena kondisi saat ini yang sering hujan,” pungkasnya.
Terkait Intake yang disebutkan Wakil ketua Komisi II Mulyadi, Fadhly menjelaskan, itu dikerjakan pihak Balai Wilayah Sungai III Sulawesi yang ada di Palu. Sementara itu, Satuan Kerja (Satker) nya ada di Mamuju. Sehingga, pihaknya belum bisa mengintervensi terlalu jauh karena belum ada penyerahan operasional dari pihak Balai ke PDAM Polman.(*)