Komunitas Gerakan Jendela Pendidikan, bekerja sama dengan Kesatuan Pelajar Mahasiswa Polewali Mandar (KPM-PM) Cabang Binuang mengajak kalangan anak-anak di desa Kaleok, melakukan aktivitas belajar sambil bermain.
Kegiatan yang mereka lakukan merupakan rangkaian program Bakti Sosial atau Baksos yang dilakukan Organisasi Daerah (Organda) mahasiswa KPM-PM Cabang Binuang yang berlangsung di Desa Kaleok Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Kamis 13/02/2020 kemarin.
Ma’ruf Asri (25) selaku relawan komunitas “Jendela Pendidikan” sangat mengapresiasi kegiatan Baksos KPM-PM Cabang Binuang. Dia mengatakan, dalam gerakan itu, bersama-sama kita mencerdaskan kehidupan bangsa, karena ini lanjutnya, adalah tugas kita sebagai warga Negara Indonesia.
Dengan tema mengenal Pancasila, kegiatan belajar sambil bermain yang mereka lakukan, bertujuan memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung di Pancasila dan dapat meng”aktualisasi”kan-nya dalam kehidupan sehari-hari.
Komunitas Jendela Pendidikan beranggapan anak-anak di daerah pelosok seperti yang ada di desa Kaleok, banyak yang tidak mengenal, seperti apa itu Pancasila. Hal itu ia ungkapkan, karena mereka (anak-anak di Desa Kaleok) lebih mementingkan bekerja dibanding belajar.
Ketua Komunitas Jendela Pendidikan juga mengatakan, dalam kegiatan ini luar biasa, serta butuh evaluasi agar kedepan-nya lebih baik lagi. Item-item kegiatan-nya juga harus lebih kreatif lagi, tuturnya. Pada kesempatan yang sama, ia juga berharap kepada KPM-PM Cabang Binuang agar, kegiatan seperti ini (belajar sambil bermain), harus berlanjut dan menjadi agenda tahunan untuk organda mahasiswa Polman tersebut.
Jendela Pendidikan yang baru lahir setahun yang lalu, merupakan komunitas yang di beranggotakan para pemuda, fokus bergerak di bidang Pendidikan. Mereka melakukan kegiatan-kegiatannya di daerah-daerah pelosok, seperti Kaleok yang belum tersentuh dengan modernisasi.
Saat ini, komunitas tersebut, telah memiliki program Desa binaan diantaranya Dusun Rombo-Rombo Desa Riso. Disana, mereka dalam satu tahun telah melakukan 20 kali pertemuan. Untuk menjadi Desa binaan mereka, terlebih dahulu mereka melakukan survey.
Adapun pilihan desa yang mereka pilih sebagai desa binaan, dengan survey lokasi sesuai dengan kondisi Pendidikan di desa tersebut.[pattae.com/Sulfa]*