Massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang serta masyarakat Polman melakukan aksi unjuk rasa terkait kecurangan dalam proses pemilihan umum di Polman.
Mahasiswa dan masyarakat melakukan aksi saat KPU Polman menggelar rekapitulasi hasil perolehan suara Pemilu tingkat Kabupaten di Hotel Al Ikhlas Polewali, Sabtu (2/3/2024).
2 bendera besar itu menyuarakan keluhan masyarakat Polman mengenai dugaan adanya kecurangan yang dilakukan penyelenggara pemilu 2024.
Mereka menilai, ada kongkalikong antara penyelenggara dan pengawas pemilu 2024. Sehingga, massa aksi terus melakukan aksinya ditempat rekapitulasi suara yang dihalau dengan kawat berduri sepanjang 40 meter.
“Kami tidak sekedar bicara, kami punya bukti konkrit namun Bawaslu menutup mata dan telinga. Sehingga kami menduga ada kongkalikong,” ujar Salah satu massa aksi yang berorasi.
Kami selalu mengingatkan adanya dugaan pelanggaran, khusunya yang ada di Matangnga. Terdapat juga banyaknya keluhan-keluhan masyarakat yang menjadi problematika di pemilu 2024 ini.
Mass aksi juga menilai KPU Polman dan Bawaslu Polman gagal melaksanakan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dengan baik.
Massa mendesak masuk ke dalam halaman aula yang menjadi tempat berlangsungnya rekapitulasi perolehan suara yang digelar KPU Polman.
Petugas kepolisian Polres Polman menghalau massa dengan memasang kawat berduri. Massa aksi dan aparat juga sempat terjadi dorong di dekat kawat berduri pun tidak terhindarkan, nyaris memicu kericuhan.
“Kami menuntut agar penyelenggaraan pemilu dan pengawas pemilu menjelaskan permalasahan yang terjadi,” terang ketua HMI Cabang Polman, Muhammad Ridwan dalam orasinya.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Bulo, Matangga dan beberapa kecamatan lainnya.
Sehingga kata Ridwan, para penyelenggara pemilu tidak bekerja dengan baik, serta pengawas pemilu tidak maksimal.
Hingga saat ini massa aksi masih bertahan untuk masuk ke dalam tempat rekapitulasi suara.[*]