Dalam sebuah organisasi baik itu organisasi mahasiswa maupun organisasi non mahasiswa, dinamika adalah sebuah keniscayaan bagi maju berkembangnya organisasi. Tak terkecuali organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Polewali Mandar. Namun, patut kita garis bawahi, dinamika yang dimaksud adalah dinamika yang konstruktif-kompetitif bukan destruktif-oportunitif.
Polemik ditubuh HMI Cabang Polewali Mandar amat mengental sejak beberapa tahun terakhir, problem dualisme kepengurusan masih menghinggapi hingga detik ini, alih-alih kompetitif dalam hal progresifity justru mundur kebelakang (dekaden) serta saling pekik caci-maki-sumpah serapah di dunia maya.
Sejak perjumpaan rekonsiliasi Kanda Muhammad Fadli dan Kanda Heri Dahnur Syam tahun 2016 yang bersepakat keduanya sah sebagai Ketua Umum dan Sekertaris Umum serta dilantik di tahun 2017.
Untuk beberapa bulan kemudian kepengurusan antara keduanya dalam kategori normal-normal saja. Namun, tidak untuk bulan di awal 2019. Diantara keduanya telah bersepakat untuk bersebarangan (entah untuk sebab yang apa).
Kanda Heri Dahnur Syam mendepak dirinya sebagai Pjs ketua umum setelah berakhirnya Kongres Ambon. Sementara Kanda Muhammad Fadli tetap kukuh memantapkan diri sebagai ketua umum hingga hari ini.
Sebuah Dekadensi
Sampai detik ini antara kedua kakanda yang saya sebutkan diatas masih sama-sama mengklaim dirinya sebagai sebuah kepengurusan yang sah HMI Cabang Polewali mandar, Namun mereka tidak sadar atas perseteruannya itu kader-kader HMI yang menjadi tumbal termasuk saya.
Mungkin saat tulisan ini dirilis nantinya mungkin akan banyak sekali cibiran bahkan makian, but I don’t care itu adalah sebuah resiko mutlak bagi seorang kader pembangkang seperti saya. Dan mungkin juga saya akan dianggap sebagai kader yang memburu jabatan structural atau yang paling parah adalah menuduh saya ingin menjadi seorang ketua. Namun mantap kukatakan pada kalian bahwa “masa” yang kalian sebut “masamu” telah lenyap. Hanya saja yang saya sesalkan adalah seandainya ini terulang untuk kader setelah saya.
Sudah hampir genap 5 tahun sejak pelantikan kepengurusan Kanda Muhammad Fadli dan Kanda Heri Dahnur Syam meski akhirnya Kanda Heri Dahnur Syam mendepak diri sebagai Pjs. Waktu yang cukup lama untuk sebuah kepengurusan. Bayangkan sudah berapa kader yang kehilangan masa ?
Keidealan berorganisasi adalah bagaimana kader mencapai posisi nonstructural sampai kader posisi structural. Banyak dari kanda-kanda yang mengintruksikan kader-kader untuk ikut LKII (sebuah jenjang lanjutan kekaderan). Namun, apa setelahnya? Dimana kalian memberinya ruang-ruang eksploratif? Apa hanya sebatas pada ruang basic training? Mana ruang training intermediate?
Sebuah kemunduran (dekadensi) kita ber-HMI yang seharusnya mampu beregenerasi, maksimalisasi kinerja internal segala Bidang-Bidang di HMI. Intensifitas upgrading kepengurusan, rapat kerja secara continu dilakukan, demi kemajuan sebuah organisasi tak lupa juga sebuah pengalaman organisatoris seorang kader. Bukan terbuai dengan konflik sampai lupa mengurus organisasi dengan baik.
Ketidakmampuan keduanya diatas mengelola organisasi sebesar HMI menjadi lebih baik adalah aib bagi HMI. Saya berani katakan aib oleh sebab tidak tahu malunya mereka mempertontonkan di dunia maya sikap kekanak-kanakan mereka. Tuduh-menuduh, makian-makian, yang terparah adalah saling sumpah serapah layaknya seorang yang tidak berpendidikan, seorang yang krisis perhatian.
Dari sekian kekacauan ini terdapat senior-senior pendahulu juga ambil bagian menikmati konflik (berani saya katakana begitu), tutup mata, seakan tidak terjadi apa-apa, giliran terjadi skandal, berlomba-lomba klaim diri sebagai orang yang pernah ter-bastra. Betul seperti inikah kita sebagai seorang yang pernah terbastra.? Yang hanya memandangi HMI yang mulai kehilangan arah.?, inilah kita yang tidak berani mencontoh HMI yang cabang dengan nama besar.
Kelanjutan Asa Founder
Pasal 4 tujuan HMI tidak mustahil kita wujudkan dengan syarat bahwa kualitas itu kita penuhi, setiap dari kita memimpikan HMI menjadi sirkulasi-sirkulasi keilmuan terlebih sirkulasi seorang kader berkualitas dan hal itu dapat terpenuhi jika kader dan perangkat pengurus baik level komisariat hingga cabang memiliki integrity serta attitude yang bagus komitmen dengan nafas HMI sesuai cita-cita Founders HMI.
Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah jika ada diantara kalian yang berfikiran yang sama sebuah pemikiran penyelematan atas HMI, mulai bergerak dari sekarang, konsolidasikan konferensi secepatnya sebab mereka tak ubahnya seperti kaum tua masa kemerdekaan, lamban. Desak konferensi secepatnya, untuk siapa yang melaksanakan? terserah kesepakatan mereka, jika mereka menolak.? Katakana pada mereka “HMI ini bukan milik kakek nenekmu”.
Tuh kan!, Mereka yang tak suka mulai menggerutu tentangku.
Penulis: Aco Andi Salamin*