Sappoang | Membuka usaha Tempe membawa berkah tersendiri bagi keluarga pasangan suami istri Hasanuddin (41) dan Sumarni (31). Membuat sekaligus menjual Tempe, menjadi mata pencaharian sehari-hari untuk kebutuhan keluarganya. Usaha yang mereka geluti mulai sejak bulan Januari 2019 lalu.
Warga Dusun Tandakan, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar ini. menggeluti usaha permentasi kedelai menjadi Tempe, dengan belajar dari saudaranya yang ada di Kabupaten Bombana, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menjalankan usaha tersebut, Pak Hasanuddin bisa meraup keuntungan sebanyak Rp 180 ribu perhari dari hasil menjual Tempe.
“Penghasilan setiap hari kurang lebih Rp.180.000 terkadang juga tidak menentu sesuai dengan hasil penjualan dan banyaknya tempe yang tersedia.” Ungkapnya kepada kontributor pattae.com, Minggu 10/11/2019.
Adapun waktu yang dimiliki pak hassanuddin dan ibu sumarni dalam mengolah kacang kedelai menjadi suatu makanan yang disebut Tempe, memakan waktu selama 3 hari. Mulai dari perendaman, dipabrik, di kukus, pengeringan hingga proses membungkus tempe.
Diawali dengan proses perendaman kacang kedelai menggunakan air panas. Setelah itu, kacang kedelai tersebut diolah di pabrik untuk memisahkan kacang kedelai dengan ampas-nya. Lalu, isi kacang kedelai tersebut kemudian direndam, lepas itu dicuci kembali. Proses selanjutnya, kacang kedelai yang telah direndam tadi, kemudian didiamkan satu malam lalu dimasak.
Tidak sampai disitu, proses selanjutnya setelah dimasak tadi, kacang kedelai kembali didiamkan sampai dingin. Proses terakhir dibungkus dengan ragi khusus tempe. Tempe hasil permentasi, menurutnya dalam satu baskon tidak menentu berapa bungkus bisa terselesaikan. Adapun kacang kedelai yang digunakan ialah jenis USA dan ragi khusus tempe.
Tempe yang dihasilkan ia jual di berbagai pasar di Binuang seperti, Pasar Kanang, Binuang dan Paku. Biasanya, ibu Sumarni keliling kampung tuk menjual hasil tempenya.
Menjalankan usaha tempe, tentu terdapat kendala yang bisa saja dihadapi. Pasangan suami istri ini, dalam menjalankan bisnis tempenya beberapa bulan ini mendapatkan kendala minimnya air bersih. Hal itu berdampak pada proses pembuatan tempe yang memerlukan air bersih tuk membersihkan bahan dasar tempe.
Pak Hasanuddin dan ibu Sumarni berharap, dengan adanya usaha tempe yang dijalankan dapat membiayai kedua anaknya yang sedang mengenyam pendidikan.[pattae.com]
Penulis: Sulfa*