Desa Kelapa Dua, sekali menjejak, hatimu tak lagi ingin pergi. Julukan ini bukan sekadar kata-kata, tetapi cerminan perasaan yang hadir saat mengunjungi desa ini. Terpencil di antara perbukitan, desa ini menawarkan ketenangan bagi siapa saja yang ingin meresapi kesendirian, entah untuk membaca, menulis, atau sekadar merenung di bulan suci Ramadan.
Jika lima rekomendasi sebelumnya telah membahas tempat-tempat ngabuburit yang lebih umum dan populer, kali ini kita akan mengeksplorasi lokasi-lokasi Hidden gem yang menawarkan suasana berbeda, lebih tenang, lebih pribadi, dan lebih mendalam.
Jika ngabuburit biasanya identik dengan keramaian, rekomendasi berikut justru menyajikan tempat-tempat yang terasa seperti milik pribadi, tempat yang seolah membawa kita ke dalam dunia Haruki Murakami, di mana kesunyian bukan sesuatu yang harus dihindari, tetapi justru menjadi ruang untuk berdialog dengan diri sendiri.
Warung Mama Iwang
Jika Anda seorang acrophile, pecinta ketinggian, maka Warung Mama Iwang adalah tempat yang sempurna. Terletak di dekat bekas mess Pemda saat Polman masih bernama Polmas dan sebelum Kabupaten Mamasa berdiri, warung ini menyajikan lanskap luas yang memanjakan mata. Dari sini, Anda bisa menikmati pemandangan Desa Kunyi, Kecamatan Binuang, hingga Kabupaten Pinrang saat langit sedang cerah.
Artikel ini sendiri ditulis dari sebuah pondok kecil di Warung Mama Iwang, di bawah udara sejuk yang menenangkan. Tempat ini cukup tersembunyi dari jalan poros Mamasa, memberikan ketenangan bagi mereka yang ingin menyendiri. Meski menu yang tersedia hanya sebatas mi instan telur, beberapa makanan ringan, dan kopi tubruk yang diolah sendiri, kenyamanan dan keintiman tempat ini menjadikannya rekomendasi utama bagi pencari ketenangan.
Warung Mama Enni

Bagi yang ingin merasakan suasana romantis tanpa harus tersesat dalam keheningan, Warung Mama Enni bisa menjadi pilihan. Berbeda dengan Warung Mama Iwang yang tersembunyi, warung ini lebih terbuka dan berada tepat di pinggir jalan, memudahkan para musafir untuk beristirahat. Dari sini, Anda bisa menikmati panorama Desa Kunyi, Kecamatan Binuang, Lautan Binuang, Pulau Salama, dan Gusung Toraja.
Warung ini adalah tempat ideal bagi mereka yang sedang dalam perjalanan dari Mamasa, Toraja, Mamuju, atau sebaliknya. Sejenak berhenti, menikmati kopi, dan membiarkan pikiran mengembara di antara cakrawala yang luas adalah pengalaman ngabuburit yang berbeda, jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.
Warung Mama Khadijah

Warung Mama Khadijah menjadi rekomendasi bagi mereka yang ingin mengagumi cakrawala tanpa batas. Berada di pinggir jalan, warung ini menawarkan pemandangan Kecamatan Polewali, Matakali, serta Laut dan Pantai Bahari Polewali hingga Laut Mampie. Jika hanya menilai dari keindahan pemandangan, tempat ini bisa dibilang juaranya.
Namun, karena berada di tepi jalan utama, tempat ini kurang cocok untuk membaca atau menulis. Meski begitu, bagi mereka yang ingin sekadar berhenti, menghela napas panjang, dan merenungi hidup, warung ini adalah tempat yang tepat. Menu yang tersedia pun sederhana, mi instan, telur rebus, serta beberapa makanan ringan. Jika sedang beruntung, Anda juga bisa menikmati pisang goreng dan buah lokal lainnya.
Warung Air Terjun Mini

Di Dusun Paratten, terdapat beberapa warung kecil di sepanjang jalan dekat air terjun mini. Meskipun pemandangannya tidak seindah tiga tempat sebelumnya, tempat ini menawarkan sesuatu yang lebih istimewa, udara sejuk dan suara aliran sungai yang merdu, menciptakan melodi alam yang menghipnotis.
Di sini, Anda akan selalu disambut embun yang membelai pipi, memberikan jaminan ketenangan bagi siapa pun yang singgah. Keberadaannya yang berbatasan langsung dengan Mamasa semakin menambah nuansa damai dan terasa seperti dunia yang berbeda. Ada empat warung di area ini, dan semuanya layak untuk dikunjungi sebagai tempat ngabuburit yang tenang.
Rumah Orang Tua, Nenek, atau Kerabat yang Tinggal Sendiri
Di antara semua tempat ngabuburit yang direkomendasikan, mungkin ini yang paling bermakna. Kita semua pasti memiliki seorang nenek, kakek, paman, atau bibi yang tinggal sendiri, ditinggalkan oleh pasangannya, sementara anak-anaknya telah berkeluarga atau merantau jauh. Di bulan suci Ramadan, kesendirian mereka terasa semakin sunyi.
Mampirlah ke rumah mereka. Bawakan makanan, tidak perlu mewah, yang penting adalah kehadiran Anda. Duduklah, dengarkan cerita mereka, dan biarkan mereka merasakan hangatnya kebersamaan. Jika bukan kerabat sendiri, bisa jadi teman Anda memiliki orang tua atau kerabat yang mengalami hal serupa. Bahkan, bisa juga Anda mengunjungi anak yatim yang telah kehilangan orang tuanya atau teman yang hidup sebatang kara.
Tindakan sederhana ini mungkin tidak berarti besar bagi Anda, tetapi bagi mereka, ini adalah little thing, big impact. Dalam kesunyian mereka, kehadiran Anda adalah doa yang terjawab.
Jika lima rekomendasi sebelumnya di Desa Kelapa Dua belum cukup dan Anda mencari suasana yang berbeda, tempat-tempat ini bisa menjadi pilihan. Ngabuburit tidak selalu tentang mencari keramaian. Terkadang, justru dalam kesendirian kita menemukan makna yang lebih dalam.
Dari Warung Mama Iwang yang tersembunyi di ketinggian, hingga rumah seorang nenek yang sepi menanti cucunya pulang, semua tempat ini menawarkan sesuatu yang berbeda, kesempatan untuk merenung, menikmati waktu sendiri, dan mempersiapkan diri menghadapi pertanyaan abadi di hari Lebaran: “Kapan nikah? Kapan ujian akhir?, Kapan Punya Anak?”
Mungkin, jawabannya bisa kita temukan di antara tegukan kopi tubruk dan hembusan angin sore di Desa Kelapa Dua atau dalam perasaan terasing sebuah perasaan akan saya subscribe selamanya.
Kesendirian, pada akhirnya, bukan sesuatu yang harus dihindari. Bahkan, dalam sejarahnya, wahyu pertama Nabi Muhammad SAW diturunkan di sebuah tempat sunyi, di Gua Hira, jauh dari hiruk-pikuk dunia. Kesunyian, di momen-momen tertentu, bukanlah kekosongan, melainkan ruang bagi sesuatu yang lebih besar untuk hadir.[*]
Penulis:
Muhammad Narwis
–ASN Pemkab Polewali Mandar, yang saat ini menjabat Sekretaris Camat Anreapi. Seorang Acrophile, Astrophile dan Philalastrist. Pecinta novel petualangan, pengagum Haruki Murakami, dan percaya bahwa hidup adalah perpaduan logika dan imajinasi*