Tulisan ini mencoba menggambarkan kondisi pendidikan yang ada di Dusun Bombang Desa Patambanua Kecamatan Bulo Kabupaten Polewali Mandar. Akses perjalanan menuju Desa ini sangatlah memprihatinkan. Setelah melewati jalan poros Matangnga, untuk memasuki Desa Patambanua memakan waktu 2 jam untuk sampai ketempat tersebut.
Butuh tenaga yang kuat mengendarai roda dua (Motor) karena jalannya yang sangat menanjak dan akses mirip dengan sungai yang kering sehingga masyarakat sekitar dusun itu berpikir untuk keluar dari Dusun tersebut.
Jumlah warga yang tinggal di Dusun Bombang sekitar 32 Kepala Keluarga. Mayoritas pekerjaan warganya adalah petani ladang yang dimana hanya mengandalkan hasil panen ladang nya saja untuk bertahan hidup sehari hari.
Memanen hasil ladangnya masyarakat sekitar membutuhkan waktu sekitar 1 tahun lamanya. Warga sekitar, ketika sudah menghampiri masa panen, mereka meninggalkan rumahnya selama 3-4 bulan di lokasi ladangnya untuk melakukan proses panen.
Jarak dari rumah ke ladang mereka sangatlah jauh sehingga, menjadi salah satu faktor masyarakat menginap di ladangnya berbulan-bulan. Infrastruktur dan kondisi pendidikan yang ada di Dusun Bombang sangatlah miris dan butuh sentuhan dari pemerintah.
Kondisi Pendidikan
Ada sebuah sekolah yang didirikan dengan swadaya masyarakat 6 tahun lalu, sekolah ini awalnya didirikan karena jarak Dusun Bombang dengan sekolah yang ada di kota sangatlah jauh. Butuh waktu berjam-jam dengan berjalan kaki tuk sampai ke sekolah. Maka dari itu masyarakat memikirkan masa depan anak-anak mereka sehingga berinisiatif untuk mendirikan sebuah sekolah. Hingga kini, sekolah tersebut memiliki 40-50 siswa.
Tetapi setelah pembelajaran berjalan sekitar setahun, para tenaga pendidik mulai tidak ada kabar dan jarang mengunjungi sekolah tersebut, 4-5 tahun akhir ini tenaga pengajar tidak ada lagi yang datang untuk mengunjungi sekolah. Dengan kejadian itu, sehingga siswa yang ada di sekolah tersebut tidak dapat lagi menerima pendidikan yang selayaknya
Status sekolah pun saat ini belum jelas karena pihak swasta ini tidak ada lagi tindak lanjutnya sehingga bisa dikatakan bahwa sekolah ini tidak mempunyai status dari pihak apapun baik dari dinas pendidikan maupun yayasan atau sekolah swasta.
Pendidikan anak-anak sekitar kampung Bombang sangatlah memprihatinkan, beberapa dari mereka masih banyak yang belum mengenal huruf dan angka. Beberapa orang tua masyarakat sekitar membawa anaknya ke panti asuhan untuk masa depan pendidikannya. Perhatian pemerintah desa yang menjadi pengharapan masyarakat tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada di Dusun Bombang.
Menurut salah satu pengakuan warga bahwa perhatian desa ke dusun mombang sangat tidak diperhatikan pemerintah desa acuh tak acuh terhadap nasib pendidikan anak dusun bombang sudah sering kali perwakilan warga menghampiri desa namun hanya bisa di janji janji saja tanpa ada tindak lanjutnya.
Kepala Dusun Bombang mengatakan, antusias anak-anak untuk belajar sangatlah tinggi dan sangat bersemangat tuk bisa sekolah. Para orang tua mereka juga sangat mengharap kepada pemerintah sekitar untuk bisa melirik nasib pendidikan yang ada di pedalaman.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ( GMNI ) cabang Polewali Mandar dan Majene yang melakukan peninjauan dan sekaligus camp selama 3 hari mulai tanggal 1-3 Mei 2019, melaksanakan beberapa program yang telah mereka susun bersama sebagai bentuk perhatian mereka kepada masyarakat sekitar.
Program GMNI untuk Pendidikan
Adapun program yang mereka lakukan sebagai berikut
1. GMNI Mengajar
Organisasi GMNI memberikan beberapa pembelajar terhadap anak-anak (siswa) seperti pengenalan huruf dan angka dan juga beberapa pelajaran umum.
2. Nonton bareng film laskar pelangi
Selain mengajarkan tentang baca tulis, mereka juga melakukan nonton bareng bersama masyarakat mengenai film laskar pelangi. Dalam film tersebut menggambarkan kondisi yang tidak bedah jauh dengan apa yang terjadi desa mereka. Sehingga, dapat membuka cakrawala berfikir masyarakat sekitar setiap ada kemauan pasti ada jalan.
3. Buka lapak baca
Mereka juga membuka lapak baca untuk memberikan sedikit pemahaman mengenai betapa pentingnya membaca buku dan sebagai gudang ilmu. Hal ini mereka lakukan karena melihat warga sekitar sangat minim karena informasi pengetahuan tidak mereka dapatkan.
4. Senam bersama warga
senam ini merefleksikan warga sekitar sekaligus sebagai canda gurau bersama anak anak sekitar
5. Upacara hari pendidikan bersama warga
Hari pendidikan nasional, mereka melaksanakan upacara bersama warga sekitar dan dipimpin langsung oleh babinsa desa patambanua bapak koptu Kaharuddin sekaligus memperlihatkan kepada masyarakat dan mengajak betapa pentingnya yang namanya pendidikan.
6. Baksos
Bersama warga dan Babinsa mereka melaksanakan bakti sosial (Baksos) guna memberi semangat kepada anak-anak dusun Bombang yang sempat patah semangat dikarenakan tidak ada satupun tenaga pengajar yang datang untuk memberikan asupan ilmu.
Kegiatan mereka selama tiga hari didukung Babinsa Koptu Kaharuddin selaku pembina Desa Patampanua.
Penulis: Yobi*
Photo: GMNI Polman dan Majene