in ,

Penelitian: Madu Trigona (Merang) Obati Berbagai Jenis Penyakit

Budidaya madu Trigona yang ada di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar
Budidaya madu Trigona yang ada di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar. Photografer: Anto

Madu trigona | merupakan madu yang dihasilkan spesies lebah tak bersengat, dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dari jenis lebah Tawon. Jenis lebah ini, dalam bahasa latin nya disebut trigona sp.

Lebah ini sangat familiar di kampung-kampung, yang sebagian besar penduduknya tinggal dirumah yang terbuat dari bambu, karena biasanya lebah ini bersarang di bambu atau kayu yang berongga.

Nama lain lebah ini memiliki perbedaan disetiap wilayah di Indonesia. Di Jawa disebut Lanceng, Klanceng, atau Teuweul, Wilayah Sulawesi disebut Gala-gala atau Merang, dan di wilayah Sumatra (minang) disebut Galo-galo.

Keistimewaan lebah trigona di kenal memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap perubahan kondisi lingkungan dibanding lebah lain-nya. Diduga, kelebihan ini tidak lepas dari perilaku asupan gizi dan zat propolis yang mereka konsumsi.

Kandungan madu trigona diantaranya Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Alumunium (A1), Besi (Fe), Fosfor, Kalium (K), Pottasium, Sodium Klorin, dan Sulfur. Sementara kandungan vitaminnya adalah Thiamin (B1), Riboflamin (B2), (B3), Asam Askarbat (C), (B5), Pirindoksin (B6), Niasin, Asam Pentotenat, Biotin, Asam Folat, dan vitamin K.

Madu linot juga mengandung enzim seperti Diatase, Invertasem Glukosa Oksidase, Fruktosa, Peroksidase, dan Lipase. Dibandingkan madu lebah biasa (Apis), enzim madu lebah tidak bersengat linot (Trigona) lebih majemuk. Hal itu disebabkan karena lebah trigona berukuran lebih kecil sehingga, mampu menyedot madu dari dalam bunga yang paling dalam.

Banyaknya kandungan yang dimiliki madu trigona, dipercaya mampu mengatasi berbagai penyakit yang menyerang tubuh manusia. Hal tersebut diperkuat dari banyaknya hasil penelitian tentang khasiat madu lebah tak bersengat tersebut. Berikut ini khasiat madu trigona dari beberapa hasil penelitian ilmiah.

Madu Trigona Mampu Meredam Batuk pada Anak

Ian Paul M.D., M. Sc salah satu peneliti dari Penn State College of Medicine, Amerika Serikat. Berhasil menemukan khasiat madu trigona untuk meredam batuk pada anak, melalui penelitiannya yang terbit pada tahun 2007.

Hasil riset-nya yang berjudul “Effect of honey, Dextromethorphan, and no treatment on nocturnal cough and sleep quality for coughing children and their parents“. Ia membuktikan setengah sendok teh madu pada anak, lebih baik dari pada pemberian Dekstromethorphan (DM) yang terkandung dalam sirup obat batuk anak.

Penelitian itu, Ian melibatkan 105 anak penderita batuk berusia 2-10 tahun. Terbukti, kesehatan anak yang mengkonsumsi madu murni lebih baik daripada anak yang mengkonsumsi madu buatan yang mengandung DM dan tanpa kandungan apa-apa. Frekuensi batuk pun berkurang dan anak lebih lelap tidur secara signifikan.

Dapat Meningkatkan Kesehatan Rahim Wanita

Penelitian lain yang ditulis Zaid SS, bersama ketiga rekannya dari Departemen Ilmu Lingkungan, Universitas Putra Malaysia, Selangor. Mengungkap kelebihan madu trigona dalam meningkatkan kesehatan rahim pada wanita.

Penelitian ilmiah yang diterbitkan National Library of Medicine National Institutes of Health (NLM.NIH) Amreika Serikat tahun 2010. Menjelaskan, madu dapat meningkatkan kesehatan rahim wanita dengan mencegah penyusutan, pengerutan, serta kerusakan sel dan saraf rahim yang diakibatkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang buruk.

Selain itu, dari hasil penelitian yang sama berjudul; The effects of Tualang honey on female reproductive organs, tibia bone and hormonal profile in ovariectomised rats–animal model for menopause ini. Mengungkap, Madu trigona juga dapat digunakan sebagai terapi alternatif pada wanita.

Hal ini berlaku bagi wanita yang kekurangan hormon sulih yang mengakibatkan siklus haid berhenti secara permanen karena kekurangan hormon estrogen.

Pengobatan Madu Trigona Telah Ada Sejak Dahulu

Pemanfaatan madu lebah tanpa sengat bahkan tercatat sejak zaman suku Maya. Menurut Genoveva R. Ocampo Rosales, dalam Medicinal Uses of Melipona beecheii Honey, by the Ancient Maya dari buku Pot-Honey: A Legacy of Stingless Bees (pp.229-240).

Tentang hal tersebut. Ia menjelaskan kebiasaan suku Maya yang kerap menggunakan “kab” (madu) yang berasal dari lebah tanpa sengat atau Melipona Beecheii yang disebut “xunan kab”.

Pengobatan suku Maya yang dikenal dengan “ah dzac” memanfaatkan madu untuk pengobatan berbagai jenis penyakit. Di antar-nya masalah pernafasan, pencernaan, luka terbuka, demam, terbakar, dan sengatan hewan beracun.

Dari berbagai hasil penelitian ilmiah diatas, khasiat madu trigona tak diragukan lagi. Di Desa Kuajang, kecamatan Binuang, Polewali Mandar sendiri, sudah ada pembudidaya lebah tak bersengat tersebut (trigona). Jika anda ingin mencoba khasiat-nya, silahkan memesan langsung ke pengelolahan madu trigona. [pattae.com]

Penulis: Bustamin Tato*

Written by Bustamin

Penulis, Pewarta, Sekaligus Tim Redaksi Media Online Pattae.Com

Peserta Kursus LEON CS di Desa Batetangga, Polewali Mandar.

Kampung Inggris (Leon-CS) Di Tengah Masyarakat Pattae

Permainan ular tangga para ibu-ibu peserta refreshing stunting

Refreshing Stunting dengan Permainan Ular Tangga di Desa Kurma