Adanya wabah penyakit yang tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat. Namun juga mempengaruhi berbagai sektor lain, termasuk pendidikan yang kemudian memaksa penerapan sistem pembelajaran mengalami perubahan.
Proses belajar mengajar yang tadinya dilakukan secara tatap muka di Sekolah. Alami perubahan dengan menggunakan metode pembelajaran online atau daring (dalam jaringan) selama pandemi virus corona mewabah.
Selain penerapan sistem pembelajaran dilakukan dengan menggunakan fasilitas internet, juga terdapat pembelajar Luring (luar jaringan). Dimana, guru mata pelajaran mengunjungi siswanya untuk melakukan proses belajar mengajar di rumah masing-masing siswa.
Sekolah Dasar Negri 32 Kunyi, salah satu sekolah yang ada di Desa kunyi, Kecamatan Anreapi. Menggunakan metode belajar secara luring sebagai sistem pembelajaran alternatif selama masa pandemi Covid-19 mewabah di Polewali Mandar. Sebut saja 22/11/2020.
Metode yang dilakukan yaitu dengan mengajar siswa secara berkelompok. Adapun murid yang jauh dari sekolah. SDN 032 Kunyi, menerapkan porses belajar mengajar tatap muka dengan penjadwalan khusus dan berlangsung selama 4 hari dari dusun yang berbeda-beda.
“Senin, siswa yang ada di dusun Kunyi, selasa dusun Tappang, rabu Tondok Bakaru, kamis Pitondokan dusun Rerekan,” ujar Kur Ani salah satu guru kelas 2 SDN 032 Kunyi, Minggu 22/11/2020.
Metode mengajar per Dusun itu, kata Guru tersebut, diterapkan karena dianggap lebih mudah dan lebih efektif. Siswa pun lebih sedikit sehingga, mereka (siswa) lebih fokus belajar.
Penerapan Sistem Pembelajaran Masa Pandemi
Setelah diberlakukannya pembatasan dan aktivitas pembelajaran di sekolah, salah satu siswa SDN 032 Kunyi Laila Ashari (9), mengungkapkan kerinduannya belajar di sekolah.
Ia berharap bisa kembali belajar di sekolah dan berkumpul dengan teman dari dusun lain.
“Rinduka belajar di sekolah, mauka main sama teman-temanku” tutur Laila Ashari siswa kelas III SDN 032 Kunyi kepada kontributor pattae.com, Minggu (22/11)
Salah satu orang tua siswa Lastri (49), lamanya penerapan pembatasan aktivitas sekolah membuat anaknya mengalami penurunan minat belajar.
Ia pun berharap, pandemi virus corona yang merenggut semangat anaknya untuk belajar, segera berlalu. Sehingga, anak-anaknya bisa kembali belajar di sekolah.
Penulis: Muhammad Rivai*