in

Pengembangan Pariwisata Berbasis Lokal Wisdom

Pariwisata Berbasi Lokal Wisdom
Vivin Alwan, S.E, ketua Perempuan Pemerhati pariwisata Indonesia (PPPI)

Pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang sifatnya sementara, biasanya dilakukan orang-orang dalam  menyegarkan pikiran setelah bekerja guna memanfaatkan waktu libur dengan menghabiskan waktu bersama keluarga untuk bersenang-senang.

Disisi lain pariwisata merupakan sektor penggerak perekonomian masyarakat yang  menyentuh kelompok ekonomi level bawah. Mengingat luasnya aktivitas dilakukan untuk mengembangkan sektor pariwisata, maka perlu adanya dukungan serta peran aktif dari masyarakat sekitar.

Pariwisata Indonesia mulai mampu  menggantikan pemasukan sektor pertambangan. Hal tersebut dikarenakan pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu mendorong segala aspek, mulai aspek ekonomi, sosial, budaya, dan aspek lain yang berpengaruh kepada masyarakat (Rohimah,dkk., 2018).

Ditinjau dari segi budaya, industri pariwisata secara langsung memberikan peran penting bagi perkembangan budaya Indonesia. Dengan adanya objek wisata maka dapat memperkenalkan keragaman budaya yang dimiliki suatu negara seperti kesenian tradisional, upacara-upacara agama serta  adat yang menarik perhatian wisatawan asing dan wisatawan Indonesia.

Dalam pengembangan parawisata ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yakni.

pertama daya tarik (Attraction) wisata memiliki kekuatan tersendiri sebagai komponen pariwisata karena dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan dan menarik wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Salah satu indikatornya adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata “Something to See”. Agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang berguna  untuk memberikan perasaan senang, bahagia, dan relaks “Something to Do

Kedua fasilitas (Amenities) yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi dan restoran. Fasilitas tersebut  menjadi syarat Daerah Tujuan Wisata (DTW). Adanya fasilitas, maka wisatawan dapat tinggal lebih lama di daerah tersebut.

Ketiga aksesibilitas (Accessibilities) hal ini dimaksudkan agar wisatawan domestik serta mancanegara dapat dengan mudah mencapai tempat wisata. Objek wisata tersebut dijadikan sebagai objek wisata yang menarik, karena itu kelengkapan dari sarana dan prasarana objek wisata adalah sebuah keharusan seperti transportasi yang mudah didaptkan, pelayanan ramah lingkungan, serta jalan raya.

Industri pariwisata yang berkembang dengan pesat memberikan pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata “turis”dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Hal tersebut menjadikan para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga memahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut (Spillane, 1994).

Kearifan lokal merupakan seperangkat pengetahuan dan praktik-praktik baik yang berasal dari generasi-generasi sebelumnya maupun dari pengalaman berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat lainnya, milik suatu komunitas di suatu tempat,  digunakan dalam menyelesaikan baik benar berbagai persoalan atau kesulitan yang dihadapi. Selain itu kearifan lokal berasal dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal yang secara alami terbentuk dalam suatu kelompok masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar (Vitasurya, 2016).

Potensi budaya dan kearifan lokal dalam pengembangan pariwisata merupakan bagian dari produkkreativitas manusia yang memiliki nilai ekonomi. Karena itu yang harus dilakukan adalah menggali dan mengembangkan kearifan lokal pariwisata suatu daerah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemetaan potensi lokal, melibatkan masyarakat, dan membuat rencana strategis. Pemetaan potensi lokal dapat dilakukan dengan memahami potensi wisata yang dimiliki desa,melibatkan masyarakat, tokoh adat, dan pemangku kepentingan lainnya, menggali kekayaan yang selama ini belum tereksplorasi.

Selanjutnya ialah membuat rencana strategis menentukan target pasar untuk pariwisata,  meningkatkan kualitas layanan pariwisata, memperkuat branding destinasi pariwisata serta melestarikan lingkungan destinasi pariwisata dalam mengembangkan produk pariwisata yang berbasis budaya local.

Melibatkan masyarakat lokal dalam inisiatif pariwisata dapat meningkatkan ekonomi, melestarikan budaya, dan menjaga lingkungan. Manfaat melibatkan masyarakat lokal ialah peningkatan ekonomi lokal. Masyarakat lokal dapat menjadi pemangku kepentingan yang lebih aktif dalam menghasilkan pendapatan dari pariwisata.

 

Pelestarian budaya masyarakat lokal dapat berkontribusi dalam mempromosikan keindahan dan keunikan budaya daerah.  Pelestarian lingkungan masyarakat lokal dapat berkontribusi dalam menjaga ekosistem dan daya tarik wisata yang bergantung pada alam.

Dalam mempertahankan keunikan pariwisata budaya kita bisa melakukan berbagai upaya yakni: Pertma mengembangkan atraksi budaya dengan kembangkan atraksi budaya yang tetap mempertahankan jati diri kawasan yang kita tempati. Kedua melestarikan bangunan bersejarah dengn pelihara bangunan-bangunan bersejarah menjadi bangunan cagar budaya dan tempat-tempat kesenian. 

Ketiga mengembangkan produk pariwisata berkelanjutan dengan kembangkan produk pariwisata berkelanjutan, seperti homestay, tur budaya, dan wisata kuliner tradisional. Keempat pengembangan wisata berbasis komunitas yakni libatkan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata.

Kelima regulasi jumlah wisatawan dengan batasi jumlah wisatawan pada waktu tertentu untuk mencegah degradasi lingkungan dan budaya.  

Keenam edukasi dan kesadaran edukasi masyarakat tentang pentingnya pariwisata berkelanjutan dan dampaknya terhadap budaya lokal.

What do you think?

Istilah Hari H

Hari “H”: Asal-Usul dan Makna di Baliknya

Harga Pangan Nasional

Harga Pangan Nasional Menurut PIHPS Per Hari Ini Senin