Umat Kristiani di seluruh dunia melaksanakan perayaan Natal yang jatuh pada 25 Desember. Mereka meranyakan dengan penuh sukacita. Dari momen ini pula tidak sedikit pemimpin dunia menyampaikan pesan harapan hingga seruan perdamaian.
Kita tahu bersama konflik dan ketegangan terjadi di berbagai wilayah hal ini tentu mendapat perhatian global. Seruan dan motivasi para pemimpin dunia ini mereka sampaikan di momen hari Natal.
Seruan pertama pada semangat Natal ini datang dari Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer. Dalam pesan Natal pertamanya sebagai pemimpin, menekankan pentingnya perdamaian dunia, khususnya di Timur Tengah, tempat asal kisah Natal.
Starmer menyampaikan, perayaan Natal adalah momen untuk merenungkan nilai-nilai keluarga, persahabatan, dan persaudaraan.
“Saya berharap semua orang dapat menikmati masa depan yang lebih cerah serta hari-hari penuh kebahagiaan dan keajaiban,” ungkapnya.
Pernyataannya tersebut ditujukan pada situasi genting yang terjadi di kawasan Arab, termasuk operasi militer Israel di Gaza, ketegangan di Lebanon, dan jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Warga Palestina menghadapi kelangkaan bantuan kemanusiaan, seperti makanan dan obat-obatan, yang memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Seruan kedua datang dari para pemimpin Afrika yang menyerukan perdamaian dan persatuan dalam perayaan Natal tahun ini.
Sebut saja Presiden Zambia, Hakainde Hichilema, mengucapkan harapan agar tahun mendatang diwarnai cinta, rekonsiliasi, dan kedamaian. Ia juga memberikan grasi kepada 759 tahanan menjelang perayaan Natal tahun ini.
Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir Mayardit, juga memberikan seruan perdamaian dengan mengajak rakyatnya untuk menjadikan Natal sebagai momen persatuan demi membangun Sudan Selatan yang damai dan sejahtera.
Serupa, Presiden Namibia, Nangolo Mbumba, menyerukan solidaritas dan berterima kasih kepada pekerja yang menjaga keamanan dan kesejahteraan bangsa.
Meski demikian, kekerasan di Mozambik akibat sengketa pemilu dan ketegangan politik di Malawi menjadi tantangan besar. Para pemimpin setempat menyerukan perdamaian agar masyarakat dapat merayakan Natal dengan tenang.
Seruan berikutnya pada perayaan Natal tahun ini (2024) dari seorang Paus Fransiskus. Dalam pidato Natalnya, Paus Fransiskus menyuarakan harapannya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Ia juga mendorong dialog dan negosiasi untuk menciptakan perdamaian yang adil dan abadi. Selain itu, Paus juga berdoa agar konflik di Gaza segera berakhir, dengan harapan adanya gencatan senjata dan bantuan bagi mereka yang menderita akibat perang.
Pesan Natal 2024 ini menyoroti keinginan global untuk perdamaian, keadilan, dan harapan di tengah tantangan dunia. Momen ini menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas dan kerja sama untuk menciptakan dunia yang lebih baik.[*]