Perpustakaan Desa merupakan media yang dianggap efektif untuk meningkatkan kapasitas intelektual dan mencerdaskan masyarakat yang ada di Desa. Mungkin itulah yang menjadi landasan pikir sehingga sebuah Perpustakaan Desa yang sederhana, didirikan di Desa Paku, Kec. Binuang, Kab. Polewali Mandar.
Perpustakaan yang sederhana itu dibangun oleh pemerintah Desa Paku dengan model rumah panggung. Lokasinya berada berada dalam area Kantor Desa Paku, yang berjarak kurang lebih 14 kilometer dari kota Polewali.
Buku-buku yang tersedia di Perpustakaan Desa tersebut merupakan bantuan yang bersumber dari banyak pihak. Bantuan tersebut, diantaranya bersumber dari hibah Pemerintah Provinsi, masyarakat pemerhati budaya membaca, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagian juga ada dari dosen, dan sejumlah guru yang ada di Desa Paku. Setelah sekian lama didirikan, Perpustakaan Desa itu kini telah memiliki koleksi sebanyak 318 buku dari 222 judul buku.
Pengelola Perpustakaan Desa, Wahyuni, mengatakan bahwa Perpustakaan tersebut dibangun dengan harapan agar semua warga Desa Paku, khususnya generasi muda sebagai generasi pelanjut, dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang ada untuk belajar guna meningkatkan pengetahuan mereka.
“Dengan hadirnya perpustakaan ini, kita harapkan kepada generasi kedepan utamanya generasi penerus agar dapat memanfaatkan media perpustakaan ini dengan sebaik-baiknya untuk menambah ilmu”, tutur Wahyuni selaku pengelola perpustakaan.
Lebih lanjut Wahyuni mengatakan bahwa dengan melihat kondisi Desa Paku saat ini, maka pengetahuan masyarakat sangat perlu untuk ditingkatkan. Untuk memajukan pengetahuan masyarakat tersebut, tentunya mereka harus rajin membaca dan untuk mendukung kegiatan tersebut, maka perpustakaan sebagai penyedia buku bacaaan, tentunya juga harus ada.
“Sebenarnya motivasi utama kami untuk mengembangkan perpustakaan adalah karena melihat kondisi wilayah paku yang masih perlu dibenahi agar dapat berkembang semakin maju. Dimana untuk mendorong kemajuan sebuah wilayah salah satu yang harus dilakukan adalah dengan mencerdaskan masyarakatnya”. Demikian ungkap Wahyuni kepada pattae.com. rabu, 22/03/2017.
Pengelola Perpustakaan wahyuni, juga mengemukakan bahwa perpustakaan tersebut dibuka untuk semua kalangan masyarakat umum tanpa mengenal perbedaan jenis kelamin, dan usia. Namun, kami tetap mengharapkan agar para pengunjung dapat mengikuti prosedur yang telah di tetapkan oleh pengelola perpustakaan.
“ini untuk umum, tidak memandang gender, usia dan umur, kalau ada yang datang harus isi buku tamu, dan kalau ingin pinjam buku harus melalu prosedur admininstrasi yang telah ditentukan. Tentunya kami selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan semaksimalnya kepada pengunjung”, tegas Wahyuni.
Ikut Lomba Perpustakaan Desa
Perpustakaan Desa Paku tersebut terbilang sukses dalam mengembangkan perpustakaan. Dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Binuang, hanya Perpustakaan Desa Paku yang berhasil mewakili Kecamatan Binuang untuk mengikuti lomba perpustakaan se-Kabupaten Polewali Mandar. Wahyuni menjelaskan kepada tim media Pattae bahwa Proses penilaian dalam lomba tersebut akan dilakukan secara mendadak, waktunya tidak ditentukan. Tim penilai akan datang secara tiba-tiba di lokasi untuk meninjau Perpustakaan Desa yang mengikuti lomba.
“kita sudah siap, dan segala keperluan dalam lomba tersebut sudah kami siapkan. Diantaranya adalah tata cara penyusunan buku. Sementara ini, proses administrasi yang baku masih dalam tahap perampungan. Selain itu, kami juga sedang mencoba menata ruangan agar benar-benar tampak baik. Sebenarnya waktu yang tersedia untuk pembenahan ini sangat mepet. Tapi karena kita memang benar-benar ingin membangun Perpustakaan Desa ini menjadi lebih baik maka kami akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik”, demikian Wahyuni menutup penjelasannya kepada Tim Pattae.com.