Petani Resah, Harga Langsat Turun Drastis Jelang Panen

petani resah harga langsat turun drastis
Petani langsat sedang memanen Buah di kebun miliknya, Kamis 14/03/2019. Photo: Iwank

Petani Resah, Harga langsat menjelang panen buah tahun ini (2019) terbilang murah di banding musim buah tahun kemarin (2018). Penjualan langsat di Batetangnga, Kecamatan Binunag, Polewali Mandar hanya mencapai kisaran Rp 1.800 per kilonya, Kamis 14/03/19.

Menurut salah satu warga Batetangnga yang diketahui juga memiliki kebun langsat. Mengungkap alasan turunnya harga buah yang membuat para petani buah resah. Ia mengatakan, buah langsat disejumlah daerah di Polewali Mandar membludak sehingga, harga buah turun drastis dibandingkan busim buah tahun kemarin.

“Kalau tahun lalu (2018), harga Langsat dan Durian, mahal karena banyak buah dari sini (desa Batetangnga) dari pada daerah lain”. Ungkap salah satu warga Batetangnga yang biasa disapa Mama Sakkir.

Para petani langsat di Batetangnga mengaku, harga tertinggi langsat pada musim buah tahun ini sangat rendah, hanya berkisar Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kilo. Jika di bandingkan tahun kemarin, harga langsat bisa mencapai Rp 10.000 per kilo.

“Buah langsat tahun lalu mencapai harga Rp 10.000 per kilo dan Durian dengan ukuran besar bisa sampai Rp.10.000 per buah”. Lanjutnya.

Umunya, langsat untuk 1 peti, mempunyai berat 30 Kg, dikalikan dengan harga sekarang Rp 1.800/Kilo, petani hanya mendapat Rp 54.000. Sedangkan yang di jual oleh pedagang kecil dengan menggunakan basket berukuran sedang, di beri harga Rp. 20.000.

Penjualan buah langsat di desa Batetangnga beragam cara,  ada yang menjual langsung kepedagang dengan mengambil peti yang di sediakan. Adapun menjual dengan menggunakan basket ukuran sedang sebagai wadahnya.

Penjualan langsat dengan menggunakan basket biasa di lakukan oleh pedagang kecil dari desa tersebut. Mereka menjual langsatnya ke para pengunjung wisata alam di desa Batetangnga. Biasanya, pengunjung membeli buah dengan ukuran sedang untuk dinikmati di wisata tersebut.

“Biasa juga ada pengunjung lebih memilih membeli langsat dengan kiloan dari pada membeli per basket”, ucap Nurdin atau biasa dipanggil Papa Uli.

Dengan mengandalkan rumah-rumah sederhana (lattang) dengan beratapkan terpal seadanya. Lattang tersbut dijadikan sebagai lapak buah yang berjejer di sepanjang jalan poros Batetangnga  menuju wisata alam.

Aktivitas para petani ini tiada lain untuk mendapatkan penghasilan tiap harinya dengan menjual hasil penen buah langsat mereka.(Pattae.comIwank)