Aksi protes Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Polewali Mamasa memanas usai Pj Bupati Mamasa tak kunjung menemui massa di depan Kantor Bupati, Jumat (27/9/2024).
Aksi yang dilakukan puluhan kader HMI menuntut pencopotan Kepala Dinas Kesehatan Mamasa dan Direktur RSUD Kondosapata. Mereka juga menuntut transparansi anggaran alat kesehatan (Alkes) tahun 2013-2023 dan pengungkapan fisik Alkes yang rusak.
Mereka berharap, aksi HMI lakukan mendapat respon dari Pj Bupati Mamasa yang mereka nanti-nanti tak kunjung datang.
Kantor pemerintah yang seharusnya menjadi tempat pelayanan rakyat, tampak kosong. Massa HMI yang hendak melakukan audiensi, kecewa lantaran tak satu pun pejabat Pemda Mamasa yang muncul di hadapan mereka.
Mereka menuding pemerintah daerah Kabupaten Mamasa sengaja menghindar dari kritik dan aspirasi publik.
“Ini bukan hanya pengabaian, tapi indikasi kuat bahwa Pemda Mamasa sudah antikritik! Kami sudah datang dengan niat baik untuk berdialog. Namun yang kami dapati hanyalah kantor kosong pada jam kerja. Ini bukti arogansi dan otoritarianisme pemerintah daerah!” tegas Koordinator Lapangan, Arifin Djalil, dengan penuh kekecewaan.
Lebih lanjut, Arifin mengancam akan menggelar aksi jilid dua dengan kekuatan yang lebih besar.
“Kami tak akan berhenti sampai tuntutan kami terpenuhi! Sikap pemerintah ini adalah cerminan birokrasi otoriter yang menutup telinga terhadap aspirasi rakyat. Kami menduga ada permainan kotor di lingkaran elit yang perlu diungkap,” tambahnya.
Wakil Koordinator Aksi, Darwis, menambahkan kecaman keras terhadap Pemda Mamasa yang dianggapnya menunjukkan sikap antikritik yang nyata.
“Ketidakhadiran Pj Bupati jelas-jelas menunjukkan arogansi dan ketidakmauan untuk terbuka terhadap kritik. Ini akan kami catat sebagai bentuk penolakan terhadap demokrasi,” ujarnya.
HMI kini mempersiapkan konsolidasi besar-besaran untuk menjemput aksi jilid dua dengan tuntutan yang sama, memperingatkan bahwa mereka tak akan diam hingga tuntutan mereka dipenuhi.[*]