Kisah Seorang Perempuan
Kau, perempuan muda dengan senyum
hampir punah
terbaring dalam sepi
terjaga pada sudut lain ruang
yang tak dijangkau mata
Dunia tanpa matahari
Kau, perempuan asing terhadap dirimu sendiri
Jauh dari hiruk pikuk
Bersendiri dalam lorong
Dan dinding suram
Seorang lelaki terjerat pesonamu
yang dingin
Tapi kau sibuk memikirkan malam-malam berikutnya
yang kan kau jalani
dalam luas tanpa bunyi
dalam luas tanpa bintang
Apa sebenarnya yang kau cari?
Mengapa kau tinggalkan kesenangan
berjabat tangan,
tertawa lepas?
Dan, seorang lelaki terjerat pesonamu
yang dingin
Tak peduli wajahmu yang mengeras
Bola matamu yang menatap kaku pada uluran tangan
Apa sebenarnya yang ingin kau temukan?
Bila diri jauh dari Rabb,
jauh dari sanak,
tanpa kawan?
Seorang lelaki yang dengan sabar
merajut warna-warni buatmu
agar kau tak lagi memandang kelam,
agar kau mampu melihat,
berlari,
menangkap cahaya mentari
Akhirnya,
Waktu perlahan menggigit sunyi
Lelaki menanti
hampir putus asa
Penonton mengiba
turut menanti
Tanganmu meraba hari-hari
Lalu tangismu pecah
Sesenggukan kau mencari makna
Cinta…
Seorang lelaki, seorang Arjuna
Berpulang bersama petang
Meninggalkan ceritanya
Kini giliranmu menanti
Kau, perempuan dengan senyum
hampir punah…
Berangkat pada permulaan
Kini kau tahu nilai diri, nilai hidup
Meski harus membayar mahal.
Makassar, 09 Maret 2014.[*]