Judul Puisi: “Soliter di Tengah Pawai”
Senja ini keriuhan jalan besar
dan bisingnya alat musik
menyentuh akalku
mengurai
deretan kata tuk berparodi
menyertai peristiwa
Tempat mukimku kini
pondokan sederhana
pada lorong yang luput dari kendaraan
roda empat
jarang disinggahi orang-orang pawai
Karena negeri ini
warna-warni
aku ikut saja menempelkan gambar
pada dinding
kamar
seperti pondokan turut pawai
ah.., sendiri pun sudah biasa
di pusat kota
soliter di tengah pawai
di tengah kemajemukan
orang-orang sekulit
sudah lumrah!
Makassar, 2016