Wahamku menatap Indonesia
Dengan mata kecilnya
Dan ia melihat merah yang memudar
Dan putih yang mulai kusam
Waham ku menatap Indonesia berderai
Di balik topeng gelak tawa
Ketika tirani merogoh saku rakyat
Merebut kepingan logam keringat mereka
Wahamku menatap Indonesia berduka
Saat kejujuran ditukar Rupiah
Saat benar dan batil dipandang rata
Wahamku menatap Indonesia
Yang kaki-kakinya telah tak lagi tegak berdiri
Dalam perang saudara
Wahamku menatap Indonesia mengatupkan pandangnya
Dalam malu yang menekan
Karena orang kecil mulai mencari Indonesia-Indonesia lain
Demi sesuap nasi
Wahamku menatap Indonesia marah
Ketika darah yang tumpah dari pecintanya serasa tak bernilai
Digeser modernitas
Wahamku menatap Indonesia merunduk
Saat para penggenggamnya tanpa rasa berdosa
Menyeretnya di liga korup
Wahamku menatap Indonesia diam
Ketika dara berkebaya yang biasanya tersipu
Menjual cinta pada wajah asing
Wahamku mulai berteriak
Indonesia, Indonesia!
Kemana ruh merah putihmu?
Wahamku menatap Indonesia kembali
Melambai sayu
Bersama pil pahit yang kini kutelan
Hingga ku tidak bisa menatap Indonesia lagi.[*]