Ratusan petani dan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi masyarakat petani melakukan aksi unjuk rasa, didepan Kantor DPRD Kabupaten Polman, Kamis (22/04).
Unjuk rasa aliansi masyarakat petani itu, menolak keras proyek pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi air baku batupiak (IPA PDAM) di hulu sungai Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi.
Proyek tersebut, dinilai sangat merugikan masyarat khususnya para petani dan berdampak berkurangnya debit air pada area persawahan di Kecamatan Polewali dan Anreapi.
Herman Kadir Korlap AMPP menilai proyek tersebut tidak pernah di sosialisasi kemasyarakat petani terhadap rencana pembangunannya.
“Bilamana telah beroperasi maka akan berkurangnya debit air untuk pertanian di kecamatan Anreapi dan Kecamatan Polewali dengan sebaran lahan pertanian kurang lebih 2000Ha yang berakibat hasil petani yang akan turun drastis,” Pungkasnya.
Tambahnya, “dampak pada kehidupan sosial masyarakat, terus kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tidak ada dan Masyarakat akan kehilangan lapangan kerja yang menjadi tumpuan hidup mereka, yang bedampak pada meningkatnya angka kemiskinan di Polewali Mandar,” Korlap AMPP.
Wakil Ketua DPRD Polman, Amiruddin menerima pengunjuk rasa, bersama sejumlah anggota DPRD lainnya, kemudian melakukan rapat dengar pendapat di ruang aspirasi dengan menghadirkan para stakeholder terkait.
RDP yang dihelat tersebut, dihadiri beberapa pihak di antaranya Satker Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu, Ketua dan Wakil ketua DPRD Polman, Ketua dan Anggota komisi II DPRD Polman, Camat Anreapi, Kadis PUPR, Kadis Pertanian,Kadis DLHK, Kepala Desa Kunyi,serta para petani dan perwakilan Petani
Setelah beberapa kali Rapat Dengar Pendapat (RDP), DPRD Kabupaten Polman kembali melangjutkan RDP sebelumnya terkait kontroversi proyek tersebut.