Binuang-Pattae.com | Sampah berserakan sudah menjadi masalah di berbagai tempat wisata. Termasuk salah satunya destinasi pulau kecil yang ada di Gusung Toraja, kelurahan Amassangan, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar.
Pulau yang dikenal dengan keindahan pasir putihnya itu, kini sudah banyak dicemari sampah yang berserakan dimana-mana. Hal itu disayangkan wisatawan asal Pokko, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar saat berkunjung ke wisata tersebut.
“Kalo saya pribadi (wisata Gusung Toraja) keren tapi, agak kotor dan susah air bersih”. Tutur Dedi Arsyar
Menyangkut hal tersebut, pengelola wisata pulau Gusung Toraja Makmur angkat bicara. Ia mengatakan, sampah yang ada itu merupakan sampah kiriman baik dari laut mau dari para pengunjung wisata.
“Sebenarnya Sudah lama kita lakukan disini, karena sudah pernah diadakan pelatihan sampah plastik. Kita kumpul, kemudian (di) masukkan (ke) karung. Setelah itu di kirim keluar”. Kata Makmur Ketua pengelola wisata Gusung Toraja saat ditemui di lokasi wisata, Minggu 07/06/2020.
Selain itu, upaya pengelola menangani sampah tersebut. Pihaknya telah bekerjasama dengan pihak jasa penyebrangan untuk menyampaikan kepada penumpang agar tak membuang sampah sembarangan. Namun, tidak pernah diindahkan sehingga pengelola tidak bisa berbuat banyak.
“Sebelumnya sudah ada larangan kita sudah himbau kita buatkan anu, informasi untuk jangan bawa sampah plastic jangan bawa masuk tapi apalah daya kita, pernah di katakan pak sekertaris dinas pariwisata jangan bawa sampah plastik kita kasi tau ke pattassi- pattassi (nelayan) supaya muatannya itu klau dia bawa sampah plastik itu di larang”. Ungkapnya
Mengenai pengelolaan sampah, pengelola wisata berharap ada bantuan dari pemerintah terkait khususnya kapal penyangkut sampah yang ada di lokasi wisata Gusung Toraja.
“Seandainya ada kapal pengangkut sampah disini ya.., lebih enak lagi. Itu solusi yang paling baik, kalau kita ingin dibantu oleh pemerintah itu kapal sampah karena itu belum seberapa”. Harapnya
Menyangkut ketersediaan air bersih dilokasi wisata, pengolah mengaku tak menyediakan hal tersebut.
“Begini sebenarnya, air bersih itu kendala besar karena kekurangan air bersih, jadi ini disini tidak ada air bersih. Jadi, masyarakat bawa (sendiri) kesini. Salah satu pendapatan disini selain dari nelayan dia sudah bawa air galon, air jeregen untuk di jual”. Katanya[Echi]*