Tinggal di rumah tak layak huni, Hadir (57) warga Dusun Katumbangan Desa Barumbung Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar sangat memprihatinkan. Rumah beratap daun rumbia dengan kondisi bocor.
Dindingnya pun terdiri kayu tua dan seng kusam yang sewaktu-waktu bisa ambruk dimakan usia. Selain itu, rumah seluas 6 x 4 persegi tempat Hadir bersama istrinya, Ratnawati (44) dan keempat anaknya menghabiskan waktu istirahat, hanya beralaskan campuran semen ala kadarnya.
Membangun rumah tak layak huni diatas tanah milik orang lain ia harus lakukan lantaran sudah tak memiliki lahan untuk mendirikan rumah.
“Pas mau sekolah anakku yang pertama saya kesini mi. Sekarang sudah kelas 5 SD masuknya agak terlambat setahun. Jadi sudah menjelang 6 tahun ma disini,” ungkap Ratnawati saat mendapat kunjungan dari awak media, Selasa (19/4/2022) .
Kondisi didalam rumah pun tak kalah memprihatinkan, mereka biasa tidur diatas karpet lantaran tak punya. Lemari tak layak, dan kelengkapan alat dapur yang sangat minim. Terlebih lagi, situasi dapur jauh dari kata layak lantaran atapnya tak berbentuk (hancur).
Diketahui, Hadir yang memiliki pendengaran tidak stabil (Tunarungu) bekerja sebagai pembuat gula aren. Dari pengahasilan sebagai pembuat gula aren hanya bisa didapat Rp50.000-Rp100.000 per lima hari.
Selama 6 tahun, keluarga Hadir tak pernah tersentuh bantuan seperti Pendidikan untuk anaknya, Jaminan Kesehatan, hingga bantuan ekonomi. Baik dari pemerintah Pusat, hingga Daerah.
Syukur, selaku Kepala Desa Barumbung baru pun mengaku heran melihat warganya tersebut tidak pernah tersentuh bantuan. Mereka baru mendapat bantuan berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) setelah dirinya menjabat sebagai Kepala Desa Barumbung hasil Pilkades 2022.
“Ini mi sya heran! sudah mau berjalan 6 tahun turun dari gunung tidak pernah disentuh pemerintah sampai sekarang tidak masuk dalam DTKS. Nanti mereka dapat BLT setelah saya menjabat kepala desa,” ujar Syukur Kepala Desa Barumbung.
Melihat kondisi warganya tinggal di rumah tak layak huni, ia pun berinisiatif membuat proposal pengajuan bantuan beda rumah ke dinas terkait untuk lahan yang telah dibeli seharga 5 Juta.
“Terkait jaminan kesehatan, akan segera di usahakan lantara keluarga tersebut belum masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” katanya.
Beberapa Jurnalis Polman pun turun langsung menyalurkan bantuan berupa Beras, Telur, perlengkapan shalat Wanita, dan bahan pokok makanan lainnya untuk kebutuhan sehari-hari mereka.[*]