Deklarasi sekolah ramah anak
Deklarasi sekolah ramah anak SD N 017 Manding

SD Negeri 017 Manding Deklarasikan Sekolah Ramah Anak

Polewali — SD Negri 017 Manding melaksanakan belajar di luar kelas serta deklarasikan sekolah ramah anak (SRA). Melibatkan seluruh guru, staf, stakeholders maupun orang tua siswa pada sekolah yang bertempat di Jalan Mr Muh Yamin Nomor 163 Madatte, Kabupaten Polewali Mandar, Kamis 07/11/2019.

Dalam rangka memperingati Hari Anak Universal setiap tanggal 20 November. Kegiatan pengembangan Sekolah Ramah Anak sehari belajar di luar kelas ini dilaksanakan secara serentak pada satuan pendidikan mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, MTS/SMP, SMA/MA dan SLB tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia Kamis, (7/11).

Kegiatan ini diawali dengan penyambutan siswa dengan 3 S (Salam, Sapa dan senyum), menyanyikan lagu indonesia Raya, cuci tangan, bersih-bersih lingkungan, permainan tradisional, senam gembira dan terakhir menyanyikan lagu maju tak gentar.

Berbagai rangkaian kegiatan sehari belajar di luar kelas, dilakukan untuk mendekatkan diri antara para pendidik dan siswa.

Salah satunya kegiatan yang di apresiasi Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri 17 Manding yang dilakukan setiap akhir bulan ini (11/2019) merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Siswa dapat belajar sambil bermain dan bersosialisasi maupun belajar gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.

Kepsek SD Negri 17 Manding (Marwarti, S.Pd., SD., M.Si) saat temui awak media mengatakan, “Outbond Class Day (OCD) yang berlansung selama satu hari ini. Merupakan pembelajaran diluar kelas, dimana siswa melakukan rangkaian kegiatan yang menyenangkan dan memotivasi mereka. Untuk dapat mengembangkan bakat, minatnya serta mengajarkan pola hidup sehat terhadap siswa”.

Tambahnya, “Kegiatan sebenarnya program dari kemendikbud dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Kami mengambil langkah lebih awal untuk memperkenalkan permainan tradisional, namun guru dan siswa disekolah ini melakukan kebiasaan terkait budaya literasi yang dilakukan setiap hari selasa s.d sabtu yakni membaca buku yang ada.” tutur Marwarti, S.Pd., SD., M.Si.

Harapnya, “komitmen dalam menjalankan sekolah ramah anak (SRA) ini, dapat terus dilaksanakan setiap akhir bulan sehingga program ini. Membentuk moralitas generasi dini dalam melestarikan kebudayaan yang sudah hampir hilang, dimana pada saat ini dunia maya sudah mulai merajalela.” Ungkap Kepsek SD Negri 17 Manding Ibu Marwati.

Yusriah, salah satu perwakilan dari orang tua siswa menyatakan, “Kegiatan Outbound Class Day (OCD) berlangsung terus-menerus jadi siapapun pemimpin di sekolah ini. Masih tetap melanjutkan program ini karena program ini sangat memberi motivasi membentuk kreativitas, inovasi peserta didik.” Ungkapnya

Ditambahkannya “Pendidikan formal yang dilakukan dengan belajar dan menyatu dengan alam dan lingkungan untuk mendapatkan pengetahuan. Bahwa belajar itu tidak hanya di dalam ruangan saja atau di dalam kelas tapi belajarnya itu bisa terjadi di mana saja, kapan pun dan di mana pun.” Ungkap Dosen IAI DDI Polewali Mandar Yusriah, S.Pd.,M.Pd.

Diketahui, ada 50 orang yang bertanda tangan mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak yakni. Komite Sekolah, Kepsek SD Negeri 17 Manding, Pendidik, tenaga kependidikan, stakeholder dan orang tua siswa. [Andryanto Bahar*pattae.com]

Report

What do you think?

50 Points
Upvote Downvote

Written by Andryanto Bahar

"Sungguh diskusi yang menarik ketika hidupmu berguna bagi sesamamu". @andryantobahar |Penapancasila.

Kegiatan Focus Group Discussion terkait pengembangan industri kakao yang diselenggarakan oleh Balitbangda Prov. Sulawesi Barat, Kamis, 07 November 2019 di Mamuju

Balitbangda Gelar FGD tentang Pengembangan Industri Kakao

Permapem Universitas Al-Asyariah Mandar bakti sosial didesa kaloek

Permapem Universitas Al-Asyariah Mandar Baksos di Desa Kaleok