PaTTaE.com |Korban penganiayaan yang diketahui bekerja sebagai supir truk asal Dusun Taramanu, Desa Sumberjo Kecamatan Wonomulyo, Sulawesi Barat, tewas diamuk massa. Karena diduga menabrak salah satu pengendara motor DM (37) hingga tewas ditempat. Kecelakaan lalu lintas yang berujung penganiayaan tersebut, terjadi di Dogiyai Kabupaten Dogiyai, Papua, Minggu (23/02) lalu.
Kasatlantas AKP Hendra Krisnawan, SH, SIK berdasarkan kronologis kejadian yang diinformasikan berbeda dengan keterangan pihak keluarga korban penganiyaan. Dikutip dari Nabire.net, Kasat lantas Nabire menuturkan. Pengendara motor Yamaha MX ber plat PA 5164 KA yang dikendarai DM (37) melaju dari arah Moanemani menuju arah Paniai. Setiba di dekat pintu angin Dogiyai. Pengendara Sepeda Motor menambrak seekor Babi sehingga, terjatuh dan terlempar sejauh 15 meter kesebelah jalan. Hingga masuk kebawa mobil truk Colt Diesel ber plat Mobil AG 8540 KC yang di kemudikan YY (26) yang saat itu melaju dari arah berlawanan.
Hal tersebut berbeda dengan keterangan dari pihak keluarga YY (26) yang menjadi korban penganiyaan. Kakak Kandung YY, Hasriani (29) mengikhlaskan adiknya yang telah meninggal. Namun, yang ia sesalkan adalah adaya penyampaian kronologi yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
“Masalah ini jenazah (YY) yang kami (pihak keluarga) sayangkan itu, karena penyampainnya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi dan yang kami ketahui”. Ungkapnya saat ditemui di rumahnya yang berada di Dusun Taramanu, Desa Sumberjo Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Selasa 25/02/2020.
“Ternyata,” lanjut kakak kandung korban penganiayaan itu bercerita kepada kontributor pattae.com, “penyampaian bahwa supir truk ini menambrak korban. Sedangkan, yang kami ketahui, (dengan) bukti yang ada di video dan (keterangan dari) saksi juga mengatakan. Orang papua ini, naik motor terlalu laju akhirnya, dia (pengendara motor) nabrak babi.” Jelasnya
“Tak bisa imbangi ia telempar dan terguling-guling sekitar 15 meter dan langsung meninggal ditempat dan adiknya yang datang dari arah yang berlawanan tiba-tiba dilihat korban. Dan akhirnya ia banting setir putar kekiri dan sebelum kejadian juga adik sempat menelpon istrinya sekitar jam 12 lewat ia mengkabari istri nya bahwa ada kecelakaan. Dan juga penyampaian dari teman-temannya saat saya ada di tempat yang mengatakan bahwa ini supir sempat foto-foto”. Terangnya
Saat bertemu dengan Istri korban. Hasriani juga meminta untuk memeriksa HP milik suaminya yang berisi foto saat terjadi kecelakaan sebagai bukti bahwa adiknya (YY) tidak menabrak si pengendara motor itu.
“Ketemu dengan istri adik ini, (Hasriani) tanyakan, coba periksa hp-nya Adik (YY) foto apa yang ada. Ternyata, foto yang ada, foto Babi itu dan korban yang kecelakaan. Otomatis, itu menandakan bahwa ini Adik ini sedang tidak menabrak sama sekali itu kejadiaannya”. Tuturnya
Selain menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Kakak Kandung korban, setelah menyaksikan video adiknya dianiaya, juga menyayangkan tindakan oknum Kepolisian yang berada dilokasi terjadinya penganiayaan. Di video tersebut, oknum Polisi seolah tidak memberikan perlindungan, malah membiarkan kejadian tersebut berlangsung.
“Disayangkan saat saya yang melihat video itu kenapa saat adikku si amuk massa, pihak keaamanan disitu, tidak sama sekali melakukan perlindungan kepada adikku. Walaupun dibilang dari pihak kepolisian tidak sebanding dengan massa, kan Mereka bisa minta bantuan ke pos terdekat, karena ada pos terdekat disitu yaitu 753 Dogiyai. ada (juga) sebagian polisi di bagian Truk sekitar 4 orang itu, pihak kepolisian cuma berdiri pegang senjata”. Lanjutnya
Pihak keluarga juga berharap masih ada keadilan di Negara ini. Selain itu ia juga berharap kepada pihak Kapolda Papua dan Kapolri untuk menindak anggotanya berupa teguran agar kasus seperti yang menimpa YY (26) tidak terjadi dikemudian hari.
“Sangat berharap kepada pihak kepolisian terlebih lagi pernyataan Kapolres dalam suatu media yang tidak sesuai dengan terjadi di lapangan. Untuk itu harapannya kepada pimpinan tinggi dalam hal ini Kapolda Papua dan Kapolri agar Memberi teguran untuk kasus ini agar tidak terjadi terlebih lagi hadir di TKP tapi tidak mau mengambil tindakan apapun” Harap Rahmawati (22) Istri Korban penganiayaan kepada media. [pattae.com/Anto]*