Self love itu mencintai diri sendiri. Bukan pula diartikan kita harus memenuhi semua keinginan diri. Dalam self love penting untuk memperlakukan diri sendiri dengan cara yang baik. Bukan berdasar pada keinginan namun lebih kepada kebutuhan. Lantas siapakah yang si paling self love di antara kita?
Satu persatu peserta di Mepposipulung Sumpulolo Blantara mengeluarkan isi kepalanya terkait dengan apa itu cinta, pemantik Siti Aisyah Mustafa, membakar semangat dengan menawarkan ke forum apa definisi cinta menurut versi masing-masing.
Diwarnai suasana adem di pelataran rumah kawan Icha tertanggal 19 Februari 2023, di Jalan Saleko, Dusun Rea Timur, Desa Rea,Kecamatan Binuang. Turut hadir kawan literasi dari komunitas Rumah Baca Inspirasi Desa Tonyaman, dan KKN STAI Majene yang kebetulan lokasi KKN ditempatkan di Desa Rea.
Self love dengan tagline “Rumah Terbaik Adalah Diri Sendiri”, dikemas apik oleh pemantik, sesekali diselingi dengan bahasa lokal dan bahasa internasional keinggris-inggrisan. Dipermanis pula ayat-ayat suci terlontar begitu fasih, hadist yang sinkron dengan topik pembahasan, tajwid yang memukau dan tidak patah-patah menyulap kornea mataku akan sosok pemantik yang memang backgroundnya alumni S1 : UIN Alauddin Makassar, jurusan Tafsir Hadis dan menyelesaikan S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, konsentrasi studi Qur’an Hadis. Pengajar di Ponpes Arrisalah Batetangnga ini, juga mengabdi menjadi dosen di Kampus STAIN Majene. Jadi sudah sepantasnya peserta mengucapkan Masya Allah bangat.
Yang lucu itu ketika saya lebih hebat kajian hadistnya ketimbang pemantik sebagai peserta di Mepposipulung pun mengacungkan jempol deh seandainya saya memiliki seratus jempol. Ya, saya akan menghadiahkan 10 jempol saya. Humm sayangnya, hanya ada 4 jempol dua jempol jari tangan dan dua jempol jari kaki.
Namun saat ini materi self love tidak membuat diri saya inscure hanya karena bacaan tajwid saya lemah. Sebab, setiap manusia dibekali potensi oleh Allah SWT sejak manusia dilahirkan di muka bumi ini. Saya pun menerima segala potensi kelebihan dan kelemahan melekat kuat, tanpa harus lagi berkecil hati.
Motivasi untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an setidaknya semakin membara di dada dan jiwa, dari adanya pemantik Uztadsah Siti Aisyah Mustafa. Si Paling self love, tidak berlebihan jika saya memanggilnya Uztadsah meski terbilang usiaku terbentang jarak yang jauh dengannya.
Ciri khas suara yang serak-serak merdu dan tidak fasih nyebut huruf R menjadi keunikan tersendiri, saat Uztadsah membawakan materi.
Jangan ditanya tentang joke yang membuat suasana akrab dan penuh kelucuan sesekali terdengar, “Andiang pai die tonganna e”, artinya “Ini belum aslinya loh, baru kulit-kulitnya”. Suara tawa pun kembali pecah.
Asli pemantik keren tanpa manisan buatan, hum aku pun tidak perlu menggulai minuman yang sudah manis nanti jadinya malah diabetes. Jadi ini bukan pujian berlebihan karena memang nyatanya asyik diskusi sampai sesi curhat pun bermunculan.
Ubi goreng beserta jalangkote dilengkapi sambal yang pedas nikmat, kopi kampung yang semakin lengkap menambah cita rasa komplit, yang menjadi saksi bisu Mepposipulung berjalan lancar. Selancar Mantan Ketua Sumpulolo Blantara Kawan Darmawati Usman mengutarakan sesi curhatannya beserta dengan beberapa peserta.
“Bersyukur sekali rasanya diberi kesempatan untuk bisa sharing dan belajar bersama teman-teman Sumpulolo Blantara di ajang Mepposipulung. Sesuai dengan maknanya kita belajar dengan duduk melingkar bersama. Dan asyiknya lagi karena duduk melingkarnya di ruangan terbuka, di halaman rumah salah satu sahabat Sumpulolo Blantara” ungkap Siti Aisyah Mustafa.
“Saya pribadi sangat menyukai metode belajar seperti itu. Di kesempatan sharing ini, saya mengangkat tema “Self Love”. Di awal sebelum masuk materi, ketua Sumpulolo Blantara berkata ke saya, “materinya unik kak, ini dipilihkan atau gimana?”. Saya balas dengan jawaban “kebetulan ini inisiatif saya atas pandangan kawan Mila. Kemudian, dia berkata lagi “Jangan2 nantinya, kita diminta curhat nih?”. Terus, saya jawab lagi, “boleh banget, justru itu yang saya suka” lanjut Siti Aisyah Mustafa.
“Awal menyampaikan materi, saya lihat kawan-kawan masih malu-malu untuk mengeluarkan aspirasi, curahan hati atau hal-hal yang mengganjal pikirannya. Tapi, akhirnya setelah ada memantik duluan. Peserta di forum Mepposipulung mulai satu persatu menyampaikan pertanyaan, komentar, maupun curahan hatinya. Saya sangat bahagia dengan itu. Saya juga merasa sangat bangga, berada di tengah-tengah pejuang literasi. Seperti mereka yang terus menyalakan lilin-lilin keilmuwan” tambah Siti Aisyah Mustafa.
“Tentunya, saya berharap kepada kawan-kawan dengan setiap pribadi yang ada di dalamnya selalu dalam perlindungan Allah dan bisa dengan lantang menyuarakan setiap aspirasinya. Tanpa perlu insecure antara satu dengan yang lain. Setiap tempat adalah tempat untuk belajar. Setiap kita adalah murid dan setiap kita adalah guru” Tutup Siti Aisyah Mustafa dengan penuh energi menutup dengan bahasa mandar. Eh, bahasa Inggrisnya, don’t leave your self, but life with your self.
Perlu kita sama memahami dan senada dengan apa yang disampaikan oleh pemantik bahwa mengenal diri sendiri adalah langkah awal untuk bisa menemukan dan mengembangkan self love.
Tentunya dengan lebih mengenal diri, seseorang menjadi lebih bisa menentukan arah dan tujuan. Layaknya sebuah kereta api anda adalah seorang masinisnya harus mampu mengetahui cara menjalankan kereta api. Taat pada aturan rambu-rambu kereta api, dan selalu menjaga keselamatan seluruh penumpang kereta api. Anda harus mampu mengetahui arah kereta apimu dan tujuan kemana, bukan berdasarkan orang lain yang menentukan arah kereta apimu.
Namun kehati-hatian perlu diterapkan, tidak juga menghakimi terus-menerus diri sendiri jika kesalahan itu hadir, jika ini terus-menerus keluar dari dalam dirimu. Menghujat berlebihan diri,akibatnya kamu tidak akan memiliki kemampuan cukup dalam mencintai diri atau “Self-love”.
“Ya Tuhan aku ini manusia paling hina di muka bumi ini, manusia paling bodoh, manusia paling berdosa,paling celaka,”. Pernah tidak kata-kata ini terucap dibibir dan tertanam dalam pikiran, bahkan banyak orang yang lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan minum racun hingga bunuh diri. Jika iya jangan pernah mengulanginya lagi. Kalimat negatif ini akan mempengaruhi mental, sehingga berakibat sangat fatal hilangnya nyawa akibat depresi berlebihan.
Kritik atau refleksi terhadap diri sah-sah saja untuk belajar dari kesalahan namun tidak untuk menghakimi diri.
“Ada harapan besar tentunya dari kegiatan Mepposipulung yang diadakan Sumpulolo Blantara yaitu tidak lain adalah bagaimana kita sebagai pegiat literasi bisa berdedikasi dalam tindakan, melihat, membaca dan mendengar di ruang-ruang inspiratif. Dan sesuai dengan tema yang diusung yaitu “self love” rumah terbaik adalah diri sendiri. Kita di ajarkan bahwa yang bisa paham dan mengerti dari semua problematika adalah diri sendiri.harapan besar tentunya untuk kawan-kawan dengan adanya kegiatan seperti ini agar memberikan pemahaman tentang kesadaran terhadap dirinya maupun kepada orang lain” tegas Muhammad Sair selaku Ketua Umum Sumpulolo Blantara.
“Ada pesan terakhir kita petik dari Uztadsah Siti Aisyah Mustafa, jangan terlalu sibuk memperbaiki rumah orang lain sampai lupa membenahi rumah kita sendiri. Nah tentu ini menjadi energi penguat untuk terus mengasah potensi diri. Sampai bertemu dua pekan ke depan ya di Mepposipulung selanjutnya dengan pemantik dan tema yang berbeda. Terima kasih pemantik keren dan seluruh peserta Mepposipulung yang telah mensupport kegiatan ini, salam literasi salam karena cinta kita ada”. Tutup Muhammad Sair.
Tidak terasa Mepposipulung selesai, kurang lebih 2 jam ditambah bincang bebas hingga azan magrib menjemput. Peserta pun satu persatu bubar dan masing-masing harus menyadari siapakah yang si paling self love di antara kita. Semoga ini menjadi kesadaran bersama betapa pentingnya memetik hikmah rumah terbaik adalah diri sendiri bukan rumah orang lain.[*]