in

Tak Hanya Tempat Berziarah, Makam Tosalama Juga Jadi Wisata Religi

Makam To Salama
Makam To Salama' di pulau Tosalama, Rabu, 26/04/2017 (Foto: Achi Proletariat)

Wisata Religi | Siapa tidak kenal dengan sosok pembawa Islam pertama ke tanah Sulawesi Barat, Waliullah Syech Bil Maruf, atau Abdul Rahim Kamaluddin. Atau masyarakat Binuang menyebutnya Tosalama.

Makam “Tosalama” terletak di salah satu Pulau di Binuang yaitu Pulau Tangnga, Kelurahan Ammasangan, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar. Untuk menghargai dan mengenang terus jasa-jasa Syeh Bil Ma’ruf, oleh masayarakat setempat mengganti nama pulau Tangga menjadi pulau Tosalama’.

Pulau Tosalama tidak pernah sepi Pengunjung. Menurut, Haruna, salah satu pengelola makam Tosalama menyebutkan, setiap bulan di pulau Tosalama pengunjung bisa mencapai 1000 Orang lebih dari berbagai wilayah. Baik dari wilayah Sulawesi, Kalimantan, maupun manca negara seperti Malaysia.

Bahkan, Turis pun sering juga berkunjung melihat makam Tosalama Binuang. Untuk bisa sampai kepulau Tosalama, kita harus menyeberangi laut dengan menggunakan perahu tradisional.

“Jumlah pengunjungnya per bulanya mencapai 1.000 an bahkan lebih. Bulan ini (April 2017) saja, sudah lebih 300 mahasiswa yang datang. Itu baru mahasiswa belum yang lainya, karena kami punya catatan pengunjung (buku tamu),”. ungkap Haruna.

Ketika tim pattae.com menyambangi makam tersebut, pada hari Rabu, (26/04/2017) dengan menggunakan perahu nelayan yang masih sangat tradisional (Katinting). Pada waktu itu, Tim Pattae.com bertolak dari “Buttu Te’neng” (Gunung Te’neng) Kelurahan Ammassangan ke Pulau Tosalama, dengan waktu tempuh 10 menit.

Bukan hanya “Buttu Te’neng” sebgai akses utama untuk bisa sampai ke area makam Tosalama. Kita juga bisa melalui jalur dari daerah lain seperti Tonyaman, Bajoe, Silopo, Tappina dan daerah-daerah lain. Transportasi menuju kesana juga sudah disiapkan masyarakat setempat seperti Taksi laut yang di khususkan bagi para pengunjung. Biaya Transportasi pulang pergi (PP) saat itu (2017) sebesar Rp 30.000/orang.

Makam Tosalama Menjadi Wisata Religi

Tujuan para pengunjung makam Tosalama kata Haruna beragam kepentingan. Ada yang sekedar melepas Nazar, ada juga yang Berziarah. Bahkan ada pengunjung yang datang dengan tujuan untuk membuang sial (Massampo), ada juga yang sekedar jalan-jalan, atau Study Tour. 

“Pengunjung yang datang di disini ada yang datang hanya sekedar untuk berziarah kubur ada juga yang datang untuk melepas Nazar, massampo (buang sial). Ada juga yang datang untuk Jalan-jalan, study tour” Lanjut Haruna

Tangga Menuju Makam Abdul Rahim Kamaluddin (To Salama’) Foto: Achi Proletariat

ketika kita masuk dalam area Makam Tosalama, para pengunjung akan menaiki sebuah tangga yang berjumlah 30 anak tangga. Dalam makam tersebut kita akan melihat 4 makam, yaitu makam sahabat Tosalama, dan makam muridnya yang terbagi menjadi dua tempat.

“makam yang ada disamping Waliullah Abdul rahim kamaluddin adalah sahabat beliau semasa dia hidup dan disebelah selatan itu adalah batu nisan ke dua muridnya, sayang nama dari ketiga makam tersebut belum dapat dipastikan” Tutur Haruna

Wisata Religi
Foto: Achi Proletariat

Makam “Tosalama” terletak diatas puncak bukit dengan ketinggian kurang lebih 45 meter dari permukaan laut yang memiliki luas area 10 X 25 Meter Persegi dan bangunan situsnya seluas 5 Meter persegi.

Pengunjung yang datang membawa berupa Sesajen seperti Sokko, Telur, Pisang, dan lainnya. Bukan hanya itu, pengunjung juga biasanya membawa se ekor Kambing, Sapi dan Kerbau untuk disembeli di area Makam, dan dimasak. Kemudian, mengadakan ritual “Ma’ baca-baca” (mendoakan) di depan makam Tosalama dan terahkir berziarah dengan menyiram air bersih ke 4 batu nisan tersebut.

Ditempat yang terpisah, Dahlan, yang juga salah satu penjaga kuburan tersebut mengatakan, objek wisata religi ini paling ramai dikunjungi pada hari-hari tertentu, seperti hari libur.

“Objek wisata religi ini ramai di kunjungi setiap hari sabtu, minggu dan tanggal merah, dan biasanya pengunjung yang datang tidak saja siang hari, karena biasa juga ada pengunjung yang datang pada saat malam untuk membaca Al-Qur’an, zikir, baca Yasin” tutur dahlan sambil berjalan menuju rumahnya.(*)

Written by Achi Proletar

What do you think?

Jembatan Gantung Sungai Dara’ Kembali Ambruk

Destinasi Air Terjun La'duan

Destinasi Air Terjun La’duan, dan Kisah Sippajolangi