in

Tak Percaya Kajian KLHK RI terkait TPA Binuang, Warga Lanjut Aksi Blokir

aksi blokir
Aksi blokir jalur masuk TPA Binuang

Tetap menginginkan penutupan Tempat Pembuangan Akhis (TPA) sampah Binuang. Warga Paku kembali gelar aksi blokir akses masuk lokasi TPA, Senin  (7/2/2022).

Sesuai surat pernyataan Bupati Polman Nomor:P.13/Bupati/660/06/2021. Warga, bersama pemuda dan mahasiswa, tetap bersikeras ingin menutup TPA Binuang ditutup.

“Kita tetap menjalankan perintah dari bapak bupati untuk menutup TPA Paku. Jadi kami tetap mempertahankan surat pernyataan Bupati bahwa TPA Paku di tutup,” ujar Syarif salah satu warga di Desa Paku.

Terdapat pula tulisan di spanduk yang terpasang di portal buatan warga “Selamat tinggal TPA Binuang”. Menjadi simbolpenolakan warga atas aktivitas TPA yang berlokasi di daerahnya.

Bentuk penolakan warga, Kata Syarif, setelah mendengar kabar akan ada mobil angkutan sampah yang akan masuk. Sehingga, warga kembali melakukan penjagaan di jalur masuk TPA Binuang.

Syarif bersama warga Desa Paku dan Pemuda serta Mahasiswa lainnya, mengaku akan selalu mengawasi pihak manapun yang mencoba memaksa mobil sampah masuk ke area TPA.

Ia juga menegaskan jika Bupati Polman menarik pernyataannya atau mengeluarkan statement baru, seperti membuka kembali TPA. Maka, warga tetap akan menolak dan mempertanyakan, atas dasar apa pemerintah menginginkan TPA Binuang beroperasi.

Warga mengaku terlanjur kecewa dengan pemerintah, yang baru ingin membenahi masalah TPA Binuang. Padahal, warga sudah terdampak sejak satu tahun terakhir, dan tak mendapat perhatian dari pemerintah. Sudah banyak terkena penyakit akibat pencemaran, ungkap Syarif.

“Jika Bupati minta mau buka kembali apa dasarnya! Apa dasarnya!! Padahal Kemarin itu sudah pencemaran, sudah over kapasitas dan tidak dikelola,” tegas syarif.

Dirinya, dan warga lainnya, juga meragukan hasil kajian yang telah dilakukan pihak DLHK Provinsi Sulbar dan Kementerian LHK RI, terkait masih layaknya TPA Binuang beroperasi.

“Masyarakat mempertanyakan atas dasar apa sehingga Dirjen ini mengatakan masih layak! Apakah sudah dilakukan pengujian udara, tanah dan air. Karena setau saya itu seharusnya setiap bulan ada pengujian dari UPTD, apakah sudah UPTD sudah melakukan itu??” Tutur Syarif.

Untuk itu, warga masih tetap pada keputusannya dengan melakukan aksi blokir hingga keinginannya tercapai untuk menutup TPA Binuang secara permanen.[*]

What do you think?

Perempuan di era disrupsi

Tantangan Perempuan di Era Disrupsi dan Solusinya

HUT ke 2 JMSI

Rayakan HUT ke 2, JMSI Hadir Menjaga Marwah Pers