Beberapa Club Sepak Bola di Polewali Mandar melakukan aksi unjuk rasa terkait hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Askab PSSI Polman depan Kantor Sekretariat PSSI Polman, di Standion S Mengga, Minggu (5/9) lalu.
Para pengunjuk rasa yang mengatas namakan Komite Penyelamat Sepakbola Polewali Mandar, menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Aula SMAN 3 Polewali (2/9) kemarin lalu.
Seperti dikutip dari Sulbar Pos, Iwan selaku Korlap aksi mengatakan, KLB Askab PSSI cacat hukum, dan tidak mengikuti aturan baku PSSI. Â Â
Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Polewali Mandar (Polman), Amiruddin, pun angkat bicara.
Ditemui di Rumah Makan Pondok Kelapa, Campalagian, Amiruddin memberikan klarifikasi kepada Publik, khusunya para Club Sepak Bola Polman yang melakukan aksi demonstrasi. Bahwa, KLB yang dilaksanakan di Aula SMAN 3 Polewali (2/9) kemarin lalu, itu sah, dan bukan sebuah rekayasa.
“Pertemuan ini sengaja kami adakan hanya untuk memberikan informasi ke orang banyak bahwa ternyata pelaksanaan (KLB) itu benar. Bukan direkayasa, bukan aklamasi bukan penunjukan,” jelas Amiruddin, Senin (13/9/2021).
Amiruddin juga menjelaskan, dari 16 Club Liga Desa ditambah 3 Asosiasi yang ikut dalam KLB. 4 Club diantaranya, tidak sepaham dengan hasil pemilihan Ketua Askab PSSI.
Lucunya, lanjut Amiruddin mengatakan, 4 Club tersebut, mengikuti semua tahapan dan rangkaian kegiatan pemilihan.
“Ada 4 club yang kurang sepaham dengan kita. Tetapi lucunya disitu, karena dia juga mengikuti alur pelaksanaan Kongres itu,” sahutnya.
Lain halnya Irham, Ketua terpilih dalam KLB Askab PSSI Polewali Mandar tersbut, tak memberikan komentar terkait aksi penolakan beberapa Club atas hasil KLB. Ia justru menyampaikan bagaimana ia akan memfokuskan diri menata Askab PSSI kedepan.
Selama kepengurusan-nya kedepan, Brigadir Polisi tersebut mengaku akan serius dalam melahirkan pemain-pemain sepakbola unggul dan berpotensi.
“Kedepan, tidak ada lagi yang mengatasnamakan Askab PSSI Polman meminta tambahan biaya turnamen. Tidak ada lagi wasit yang membuat turnamen tidak sesuai regulasi. Sebagai bentuk keseriusan menciptakan pemain-pemain sepakbola yang unggul dan berpotensi,” ungkapnya[*]