PaTTaE.com | Bergerak di usaha produksi Batu Bata dari tanah liat, sangat kurang beresiko kerugian karena tidak membutuhkan banyak biaya namun keuntungan melimpah.
Meski sekarang ini sudah banyak mamsyarakat yang menggunakan Batu Bata dari beton. Namun, tidak berpengaruh besar pada usaha Batu Bata dari tanah liat.
Hal ini dirasakan pengusaha Batu Bata tanah liat seperti Zaenal, salah satu pengusaha Batu Bata yang ada di Desa Amola Kecamatan Binuang Polewali Mandar, mengaku bergerak di usaha ini, kerugian tidak begitu banyak, meski tetap saja ada, tapi tidak begitu banyak.
Pengusaha batu bata di sepanjang jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir/Sampah (TPA) Binuang ini terdapat 20 Kalampang (tempat Produksi Batu Bata)
Proses Produksi Batu Bata
Pada proses pembuatan Batu Bata, menggunakan jenis tanah liat yang sedikit berpasir kemudian dikelola atau digiling menggunakan traktor mini dengan campuran air sampai tanah tersebut mengental.
Setelah mengental, tanah liat tersbut kemudian dimasukkan kedalam tempat adodan yang berbentuk segi empat panjang. Proses ini dilakukan di lapangan yang telah disediakan, biasanya satu lapangan diisi 1000 Batu Batu setengah jadi.
Ukuran Batu Bata milik Zainal tersbut mengikuti standar Batu Bata pada umumnya yaitu, panjang 18 cm dan ketebalan 10 cm.
Sebelum di pindahkan ketempat pembakaran, hal yang dilakukan sebelumnya adalah mendandan (menjemur) dengan cara menyusun batu bata setengah jadi tadi. Waktu pendandanan berkisar 2 sampai 3 hari lamanya.
“Kalo bagus cuaca, Batu Bata yang sudah diproduksi harus di dandan (dijemur) dulu di tempat terbuka selama 2-3 hari sebelum dipindahkan ke lokasi pembakaran, jika musim hujan biasa sampai berminggu-minggu di dandan” Tututur Zainal, saat ditemui, Selasa (27/3/2018).
Setelah Batu Bata setengah jadi tadi didandan, baru lah kemudian dipindahkan ketempat pembakaran. Proses pembakaran tersebut menggunakan ampas padi dengan memakan waktu 10 hari lamanya hingga menjadi Batu Bata siap jual.
Penjualan dan Keuntungan
Usaha produksi Batu Bata milik Zainal, melakukan Proses pembakaran saat ada orderan. Jika belum ada, pembakaran Batu Bata pun tidak dilakukan. Keuntungan yang biasa didapat, 30 ribu Batu Bata menghasilkan keuntungan sebesar 6 juta.
Batu bata milik zaenal, dijual seharga Rp 450, per batu bata atau Rp 450.000 per 1000 batu bata. Sasaran penjual batu bata milik pengusaha asal Pinrang ini, masih seputar masyarakat setempat. Biasa juaga orderan datang dari daerah pinrang, Mamuju dan Makassar.
Dengan maraknya batu bata alternatif yang terbuat dari semen (batako), menurut Zaenal, tidak begitu berpengaruh besar terhadapa usaha Batu Bata dari tanah liat.
“pengaruh produksi kami dengan adanya Batu Bata dari semen, tidak berpengaruh besar, karena masih banyak masyarakat yang menggunakan Batu Bata liat tuk membangun rumah” Ungkapnya.(*)
Foto