Warga yang tergabung dalam Aksi Seruan Masyarakat (Semarak) Polewali Mandar (Polman) menggelar demonstrasi di depan Kantor Kemenag Polman, Senin (24/7/2023).
Mereka mendesak Kemenag Polman untuk membentuk Satgas dan menginvestigasi terkait adanya korban lain pada kasus pelecehan anak santri yang pelakunya merupakan Pimpinan Pondok di salah satu Pesantren di Polewali Mandar.
“Kami meminta agar Kemenag Polman menutup sementara Ponpes Surga Religi untuk mencari tahu keberadaan korban lainnya. Untuk kemudian, dilakukan pemulihan trauma,” teriak para Massa dalam orasinya, Senin (24/7).
Lanjut, Massa aksi juga mengecam pernyataan Kemenag Polman yang mengapresiasi pelaku saat menghadiri podcast di salah satu media di Sulbar.
Tak hanya itu, mereka yang bergabung dari beberapa bendera meminta pihak Kemenag menutup sementara Ponpes Surga Religi tersebut.
Menyikapi tuntutan Semarak Polman, Kepala Kemenag Polman Imran K Kesa menuturkan bahwa Kemenag sudah melakukan beberapa langkah strategis untuk kelanjutan Ponpes Surga Religi.
Sementara itu, untuk kata apresiasi kepada pelaku yang dilontarkan pada podcast kemarin itu, ia menjelaskan apresiasi diberikan karena sikapnya sudah mau mengakui kesalahan, dan meminta maaf kepada khalayak meskipun sedikit kecewa karena tidak meminta maaf kepada korban dan keluarga korban.
“Yang saya apresiasi itu karena ia tulus mengakui perbuatan dan meminta maaf ke khalayak, tapi kita juga kesal karena sih pelaku tidak meminta maaf kepada korban dan keluarga korban,” ungkap Imran K Kesa.
Sementara itu, terkait dengan penutupan ponpes tersebut Imran mengatakan, pihaknya mengambil opsi agar Ponpes Surga Religi mendapat pendampingan dari Ponpes Parappe, membenahi infrastruktur pesantren pemisahan antara santri dan santriwati.
“Kami akan minta pesantren Parappe agar didampingi sementara kami akan sowan ke KH Abdul Latif untuk kelanjutan ponpes Surga Religi.” jelasnya.
Kemenag Polman juga bersedia melibatkan pendamping komunitas kemanusiaan dalam upaya perbaikan pembinaan Ponpes Surga Religi.[*]