Reses di Tiga Desa,...

Polewali Mandar Ketua DPRD Polewali Mandar (Polman) Fahry Fadly menggelar reses tahap ketiga Masa...

MJF Gelar Polman Offroad...

Polewali Mandar Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Polewali Mandar (Polman) ke-66, komunitas Mandar...

Jembatan Tapua Tak Kunjung...

Jembatan penghubung di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, hanyut...

Ajbar Bantu Nelayan di...

Polewali Mandar Anggota DPR RI Komisi IV bidang Pertanian, Kelautan, dan Perikanan, Ajbar...
HomeTravelingBudayaMattoratu, Tradisi Suku...

Mattoratu, Tradisi Suku Pattae di Kaleok Menyambut Kelahiran Sang Bayi

Budaya

“Mattoratu” merupakan tradisi suku Pattae untuk menyambut sang buah hari yang baru lahir. Kelahiran seorang bayi dalam masyarakat nusantara disambut berbagai bentuk tradisi dan adat istiadat. Hal ini dilakukan sebagai wujud suka cita orang tua atas kelahiran buah hati mereka.

Di setiap daerah memiliki tradisi kelahiran bayi dengan keunikannya tersendiri. Pada masyarakat suku Pattae yang kaya akan adat istiadat dan budaya, nyatanya juga memiliki tradisi menyambut kelahiran bayi. Tradisi suku pattae itu disebut sebagai Mattoratu.

Sapri, Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mengungkap tradisi mattoratu suku Pattae dalam Penelitian ilmiah (Skripsi) nya melalui pendekatan Teologis, Historis, dan pendekatan Antropogis.

Penelitian dengan judul “Tradisi Mattoratu di Desa Kaleok, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar dalam Tinjauan Aqidah Islam”. Dilakukan tahun 2016 dengan mengungkap sejarah, tatacara, serta tujuan dilaksanakannya tradisi Mattoratu.  

Mattoratu merupakan suatu prosesi suatu tradisi suku pattae dengan menyembelih hewan ternak seperti ayam sebagai syarat utamanya. selain itu, prosesi tersebut disertai juga dengan ritual-ritual tertentu yang bersifat tradisional untuk menyambut kelahiran sang bayi.

Tradisi ini  merupakan kepercayaan Aluk Todolo masyarakat suku Pattae sebagai bentuk tolak bala agar kehidupan sang bayi terjaga hingga dewasa. Selain itu, juga sebagai bentuk perlakuan agar sang bayi tetap ingat kepada sang pencipta dan asal usulnya.

Berdasarkan penamaan, istilah Mattoratu  berasal dari kata Ma’toratu yang terdiri dari tiga suku kata yaitu; “Ma’” berarti melaksanakan/melakukan, dan “To”  berarti orang. Sedangkan kata “Ratu” berarti datang.

Jadi, istilah Mattoratu dapat diartikan sebagai bentuk syukuran datangnya seorang bayi dalam suatu keluarga. Arti lain dari kata Mattoratu diambil dari bahasa Pattae yang berarti Tammu Kajajian artinya menemui hari kelahiran.

Proses pelaksanan tradisi ini dilakukan pada hari ke 7 dari waktu kelahiran sang bayi dengan menyediakan hewan ternak (ayam) sesuai jenis kelamin sang bayi. Jika anak yang baru lahir adalah laki-laki, maka hewan yang disembili berjenis kelamin jantan. Begitu juga sebaliknya.

Setelah penyembelian hewan ternak dalam tradisi suku pattae (Mattoratu) tersebut, darahnya kemudian diambil dan di letakkan pada dahi dan kedua telapak tangan bayi yang di Toratu. Hewan ternak yang disembeli tadi lalu di masak dan disantap bersama sanak keluarga yang hadir pada prosesi Mattoratu.  

Menurut tetua adat (Tomakaka), Maksud menempelkan darah ayam pada dahi bayi, bertujuan agar sang bayi selalu sujud kepada sang pencipta (Allah SWT). Sedangkan darah pada telapak tangan sebagai petanda bayi tersebut merupakan cucu Nabi Adam a.s. [*]

Get notified whenever we post something new!

spot_img

Kirim Tulisan Anda

Bagi anda yang ingin tulisan nya dipublis di laman pattae.com, silahkan kirim ->

Continue reading

Reses di Tiga Desa, Ketua DPRD Tanggapi Keluhan BPJS, PKH, & Infrastruktur

Polewali Mandar Ketua DPRD Polewali Mandar (Polman) Fahry Fadly menggelar reses tahap ketiga Masa Persidangan Pertama Tahun 2025 di tiga titik wilayah Dapil Luyo, yakni Desa Mambu, Desa Luyo, dan Desa Pussui, pada 1–5 November 2025. Fahry menyampaikan terima kasih kepada...

Ajbar Bantu Nelayan di Polewali Mandar Alat Tangkap Ikan

Polewali Mandar Anggota DPR RI Komisi IV bidang Pertanian, Kelautan, dan Perikanan, Ajbar Abdul Kadir, kembali menyalurkan bantuan alat tangkap kepada dua kelompok nelayan di Dusun Garassi, Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar. Dua kelompok penerima bantuan tersebut masing-masing...

Dukungan Senator Jufri untuk Pelajar Polewali di LCC MPR RI

Senator asal Sulawesi Barat, Jufri Mahmud, memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada siswa-siswi SMAN 3 Polewali yang berhasil terpilih sebagai perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dalam Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar MPR RI 2025 yang digelar di Jakarta. Pertemuan antara...

Enjoy exclusive access to all of our content

Get an online subscription and you can unlock any article you come across.