Reses di Tiga Desa,...

Polewali Mandar Ketua DPRD Polewali Mandar (Polman) Fahry Fadly menggelar reses tahap ketiga Masa...

MJF Gelar Polman Offroad...

Polewali Mandar Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Polewali Mandar (Polman) ke-66, komunitas Mandar...

Jembatan Tapua Tak Kunjung...

Jembatan penghubung di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, hanyut...

Ajbar Bantu Nelayan di...

Polewali Mandar Anggota DPR RI Komisi IV bidang Pertanian, Kelautan, dan Perikanan, Ajbar...
HomeTravelingBudayaMimmala Matamba Bulung,...

Mimmala Matamba Bulung, Ritual Suku Pattae yang Sarat Makna

Dalam keragaman budaya Nusantara, tradisi Suku Pattae yang berasal dari Sulawesi Barat memiliki keunikan tersendiri. Salah satu ritual sakral mereka, yaitu “Mimmala Matamba Bulung”.

Ritual tersebut hinga kini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat khususnya warga Desa Kaleok, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar.

Penelitian Nikolas, Abdul Muttalib, dan Sulihin Asis dalam Journal Peqguruang (Vol. 3, No. 2, 2021) mengungkapkan analisis simbolik di balik ritual “Mimmala Matamba Bulung” dengan metode kajian semiotika Ferdinand de Saussure.

Ritual ini merupakan warisan leluhur yang masyarakat Kaleok yakini dapat membawa keberkahan, melindungi dari roh jahat, dan menjaga keseimbangan alam.

Pada pelaksanaannya terkait erat dengan kehidupan agraris masyarakat setempat. Ritual ini dipandang sebagai cara spiritual untuk memohon kesuburan tanah kepada Sang Pencipta, terutama di tengah tantangan bencana alam.

Simbol-simbol pelaksanaan Ritual Mimmala Matamba Bulung

Tradisi ini kaya akan simbol-simbol yang sarat makna. Sebanyak 22 penggunaan objek penting dalam prosesi ritual, mulai dari ayam jantan berwarna merah, daun aren, hingga tempat pemujaan seperti balayuk. Setiap objek memiliki fungsi khusus sebagai sarana persembahan kepada para dewa pelindung.

Berikut ini beberapa simbol utama dalam ritual Mimmala Matamba Bulung, yaitu:

  • Ayam Jantan Berbulu Merah (Manuk Londong Bulu Malea Letek Foam): symbol ini sebagai bentuk persembahan kepada dewa sebagai lambang keberanian dan perlindungan.
  • Bombong (Daun Pohon Aren) sebagai media doa yang tergantung di area pertanian, sumber air, dan rumah untuk membawa keberkahan.
  • Kaleleh (Ketupat Khas Pattae), symbol ini melambangkan hubungan timbal balik antara manusia dan dewa, berupa janji persembahan untuk kesejahteraan.
  • Balayuk, sebagai tempat pemujaan yang menjadi pusat prosesi ritual.
  • Tagalak (Batang Pohon) sebagai simbol penghubung antara manusia dan para dewa, khususnya saat menyembelih ayam sebagai persembahan.

Selain aspek spiritual, ritual Mimmala Matamba Bulung juga berfungsi sebagai sarana mempererat solidaritas sosial.

Masyarakat bergotong royong dalam mempersiapkan bahan-bahan, lokasi, hingga pelaksanaan ritual. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Namun, seiring perkembangan zaman pelestarian budaya ini menghadirkan tantangan bagi keberlanjutan ritual. Sebagian generasi muda kini mulai kurang memahami simbolisme dan makna mendalam di balik tradisi ini. Peneliti menekankan pentingnya upaya edukasi agar tradisi Mimmala Matamba Bulung tidak punah.

Ritual ini bukan sekadar serangkaian upacara adat, tetapi juga ekspresi identitas budaya dan spiritual Suku Pattae.

Melalui hasil studi ini, harapannya, masyarakat luas dapat lebih memahami dan menghargai kearifan lokal yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan kehidupan komunitas Pattae.

Artikel ini menegaskan pelestarian budaya membutuhkan kesadaran kolektif, khususnya di tengah arus modernisasi yang kerap mengikis tradisi-tradisi lokal.[*]

Sumber: journal.lppm-unasman.ac.id*

Get notified whenever we post something new!

spot_img

Kirim Tulisan Anda

Bagi anda yang ingin tulisan nya dipublis di laman pattae.com, silahkan kirim ->

Continue reading

Reses di Tiga Desa, Ketua DPRD Tanggapi Keluhan BPJS, PKH, & Infrastruktur

Polewali Mandar Ketua DPRD Polewali Mandar (Polman) Fahry Fadly menggelar reses tahap ketiga Masa Persidangan Pertama Tahun 2025 di tiga titik wilayah Dapil Luyo, yakni Desa Mambu, Desa Luyo, dan Desa Pussui, pada 1–5 November 2025. Fahry menyampaikan terima kasih kepada...

Ajbar Bantu Nelayan di Polewali Mandar Alat Tangkap Ikan

Polewali Mandar Anggota DPR RI Komisi IV bidang Pertanian, Kelautan, dan Perikanan, Ajbar Abdul Kadir, kembali menyalurkan bantuan alat tangkap kepada dua kelompok nelayan di Dusun Garassi, Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar. Dua kelompok penerima bantuan tersebut masing-masing...

Dukungan Senator Jufri untuk Pelajar Polewali di LCC MPR RI

Senator asal Sulawesi Barat, Jufri Mahmud, memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada siswa-siswi SMAN 3 Polewali yang berhasil terpilih sebagai perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dalam Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar MPR RI 2025 yang digelar di Jakarta. Pertemuan antara...

Enjoy exclusive access to all of our content

Get an online subscription and you can unlock any article you come across.