Komunitas Jendela Pendidikan Peringati Hari Anak Sedunia di Desa Riso, Dihadiri Kadisdikbud Polman

Daerah pelosok selalu mendapat stigma sebagai wilayah tertinggal dalam beberapa hal, termasuk pendidikan. Dengan jarak yang cukup jauh dari perkotaan, membuat wilayah tersebut kurang diperhatikan. Apalagi jika akses menuju ke daerah pelosok sangat sulit.

Dari hal tersebut, Komunitas Jendela Pendidikan yang ada di Polewali Mandar. Menjadikan daerah pelosok sebagai fokus utama mengembangkan pendidikan.

Pada momentum memperingati hari anak internasional yang jatuh pada 20 November. Komunitas tersebut, berkunjung ke salahsatu daerah pelosok yang berlokasi di dusun Rombo-rombo, Desa Riso, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar untuk berbagi dan belajar bersama anak-anak yang ada di kampung tersebut.

Jendela pendidikan yang beranggotakan 28 orang, sudah berjalan selama 1 tahun, dengan tujuan pendiriannya adalah: Agar pendidikan di daerah pelosok tetap mendapatkan perhatian khusunya pendidikan.

Komunitas peduli pendidikan yang diketuai Ma’ruf Arif, menjadikan Kampung Riso sebagai desa binaan mereka yang pertama dan sudah berjalan selama 1 tahun. Mereka rencananya akan memperluas kampung binaan terkait pendidikan di desa Kunyi Kecamatan Anreapi Polewali Mandar.

Memperingati hari anak sedunia yang digelar di desa Riso, dihadiri kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan [Disdikbud] Kabupaten Polewali Mandar Hj. Andi Nursami Masdar.

Nursami dalam sambutannya mengaku terus mengikuti perkembangan pendidikan di desa-desa, yang digalakkan para pemuda dari komunitas Jendela Pendidikan. Ia juga menyarankan agara Jendela Pendidikan, tidak hanya fokus pada satu daerah untuk membantu para tenaga pendidikan. Namun juga menyasar daeah lain.

“Dengan adanya anak-anakku dari jendela pendidikan ini, sangat membantu guru-guru yang ada di desa Riso. Karena tetap bersinergi dengan guru-guru untuk selalu mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk memajukan pendidikan yang ada di desa,” tuturnya

Di hari anak sedunia, mantan kepala Dinas Pemuda dan Pariwisata Polman tersebut berharap. Perhatian dan kasih sayang kepada anak agar tetap dijaga, dan stop kekerasan terhadap anak.

“Anak-anak adalah harapan untuk hari esok yang lebih cerah dan impian masa depan kita yang lebih bahagia. Harta yang paling berharga adalah senyum diwajah seorang anak,” ungkapnya.

“Setiap anak adalah bunga yang berbeda. Dan bersama-sama menjadikan dunia ini taman yang indah dengan adanya senyuman dan kebahagiaan dari mereka.” tutup Nursami menyampaikan sambutannya.