Dampak dari ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, RSUD Hajjah Andi Depu Polewali kelola sampah domestik sendiri di belakang halaman sebagai Alternatif Sementara.
Hal tersebut disampaikan Direktur Rumah Sakit Hajjah Andi Depu dr. Anita usai mendapat kunjungan dari Ketua dan Anggota DPRD Polman, Selasa (14/3) Kemarin, dan melihat banyak tumpukan sampah halaman belakang.
Adanya kunjungan Ketua DPRD Polman dan Komisi III DPRD Polman, Dirut Rumah Sakit Hajjah Andi Depu berharap Dewan dapat memberi solusi atas permasalahan sampah karena sampai saat ini belum ada tempat yang ditemukan untuk membuang sampah.
“Mereka adalah wakil rakyat mungkin bisa memfasilitasi agar sampah bisa dikelola dan diterima masyarakat karena selama ini ditolak masyarakat,” jelasnya.
“Permasalahan sampah ini adalah tanggung jawab kita bersama, sehingga untuk tidak terjadi penumpukan sampah domestik didepan RS kami memilih jalan alternatif dengan mengolah sampah sementara di belakang halaman Rumah Sakit,”tambahnya.
Dirut RSUD Hajjah Andi Depu Polman dr. Anita menjelaskan, agar tidak terjadi tumpukan sampah di depan Rumah Sakit yang tentu akan lebih menggangu sehingga halaman belakang dijadikan tempat pengelolaan sampah sementara.
Hal tersebut dilakukan karena sejak Januari pihak DLHK Polman tidak mengambil sampah yang ada di kontainer yang ditempatkan di depan Rumah Sakit.
“Sampah yang ditempatkan di halaman belakang ini adalah sampah domestik sama dengan jenis sampah rumah tangga sementara untuk sampah medis selama ini dikelola, karena kami satu-satunya RS yang memiliki Insenerator dan sudah mengantongi izin,”Jelas Dirut RSUD Hajjah Andi Depu Polman dr. Anita didepan awak media, Rabu (15/3/2023).
Selaku pimpinan ia menegaskan terkait tumpukan sampah di Rumah Sakit ini adalah sampah domestik atau sama dengan sampah dari rumah tangga.
Lebih jauh, dr. Anita menuturkan produksi sampah domestik di RSUD Hajjah Andi Depu Polewali mencapai 50 kilogram setiap hari lantaran Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit rujukan yang pasiennya dari beberapa Kabupaten di Sulbar yang memang jumlah pengunjung mencapai ratusan per hari nya.
“Jumlah pasien setiap hari untuk rujukan rawat inap mencapai 40 per hari sementara rawat jalan mencapai 400 per hari yang tentu mereka pasti datang membawa makanan ketika menjenguk sehingga produksi sampah sebanyak ini,” tutur dr. Anita.
Selain itu, dr. Anita memastikan, lahan penampungan sampah sementara di halaman belakang RS itu di pastikan tidak membuat pencemaran karena ada petugas khusus setiap hari yang melakukan penyemprotan pestisida agar tidak mencemari.
“Untuk sampah jenis karton dan kertas itu dikumpul petugas dan dijual langsung ke pembeli kertas bekas, kemudian untuk sisa makanan tidak di buang ketempat tersebut karena ada staf RS yang mengambilnya untuk kebutuhan pakan ternaknya,” ujarnya.
Dr. Anita juga mengaku sudah berkoordinasi dengan DLHK dan pihaknya DLHK akan mengambil sampah tersebut secara bertahap lantaran belum ada TPA.
Dalam waktu dekat ini pihaknya juga menyampaikan dengan lahirnya peraturan yang baru, RS dimungkinkan untuk memiliki bangunan TPS3R sendiri yang dengan demikian nantinya sampah domestik juga dapat dikelola dengan lebih baik lagi.[*]