Mengenal Tradisi Massorong pada Festival Nelayan Timorang

Malam Festival Nelayan Timorang
Malam Festival Nelayan Timorang

Salah satu keberagaman budaya di Indonesia diketahui dari berbagai festival atau upacara yang berhubungan dengan adat dan tradisi masyarakat setempat. Salah satunya Festival Nelayan Timorang menyambut Tradisi “Massorong” di dusun Lendang Pulau Battoa Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar.

Pua Rasi’ selaku Nelayan Timorang, yang menjadi salah satu tokoh penggerak kegiatan Festival Nelayan  mengatakan, “Massorong” merupakan tradisi tahunan masyarakat Timorang yang dilaksanakan dengan cara membawa beragam sesajian ke laut.

Mayoritas masyarakat Timorang, menjadikan laut sebagai sumber mata pencaharian. Karena itu, tradisi turun temurun masyarakat Timorang itu, sangat erat kaitannya dengan laut. Juga menjadikan tradisi Massorong sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, sang pemberi rezeki. 

“Kegiatan ini di laksanakan sebagai bentuk perayaan masyarakat dan terimakasih atas sang pencipta, yang selalu memberikan rezeki. Berupa penghidupan untuk masyarakat Pulau Timorang ini,” ungkap Pua Rasi, Jumat (29/10/2021).

Untuk melestarikannya, warga bergotong-royong mempersiapkan Festival Nelayan Timorang (FNT) pra tradisi Massorong dilaksanakan. Tak hanya para warga, para pemuda Kampung Nelayan Timorang, bersama beberapa Komunitas dan Organisasi mahasiswa juga terlibat dalam menyambut tradisi tahunan tersebut.

Kepala Dusun Lendang, Rido, turut hadir membuka kegiatan Festival Nelayan. Ia berharap, Nelayan dan para Pemuda tetap mempertahankan dan melestarikan budaya dan tradisi yang sudah dijalankan secara turun temurun.

“Saya berterima kasih kepada para Nelayan dan Para Pemuda Timorang yang sudah bekerja semaksimal mungkin. Sehingga, kegiatan ini berjalan dengan lancar. Dengan bekerjasama yang baik, maka kedepan kita akan lebih meramaikan lagi Kegiatan Festival ini,” jelas Rido.

Festival Nelayan Timorang

Ketua Panitia Kegiatan Ical menjelaskan, Festival yang diberi nama “Sirambangang” memiliki makna kerja sama, mengikat tali persatuan dan persaudaraan.

Kegiatan yang berlangsung 7 hari (23-29 Oktober 2021) diwarnai perlombaan seni tari, mancing, balap perahu dayung dan mesin serta lomba sambung tulang. Setelah itu, ditutup dengan Tradisi “Massorong” dan Pawai Perahu.

Tak hanya itu, kegiatan Festival Nelayan Timorang ini juga di rangkai kan dengan pekan pulih. Dimana, pekan pulih tersebut di isi dengan ruang kebebasan belajar bagi para anak-anak di Timorang. Hal itu dilakukan sebagai upaya mewujudkan generasi yang berkarakter untuk kampung Timorang yang lebih baik.

Menariknya lagi, dimalam festival, hasil kerajinan tangan masyarakat Timorang ikut serta ditampilkan di area lokasi festival. Meski sederhana, namun nampak indah mewarnai kegiatan.

Hembusan angin timur serta kelap-kelip cahaya bintang di langit Timorang. Memberikan sinyal dukungan disetiap penampilan penari dari berbagai sanggar yang ada di Kabupaten Polman.

Bukan hanya alam, tapi suara gemuruh dari masyarakat Timorang terdengar sangat bahagia. Bahkan, dari masyarakat luar Pulau Battoa antusias menyebrangi lautan hanya untuk menyaksikan Festival Nelayan Timorang.[*]